Mau jadi APA??

Orang2: wah, udah semester berapa sekarang kuliahnya??
Gina: alhamdulillah udah beres S1, "tinggal" koas & internship
Orang2: wah, ga kerasa ya...udah sarjana lagi aja..
Gina: (dalam hati) what?? ini adalah 4 tahun yg sangat berasa.. apalagi kalau ujian dateng.. bisa guling2 ga karuan di pojokan kamar..
kelihatan dari luar--> senyum2..
Orang2: mau jadi spesialis apa nanti??
Gina: (dalam hati) ya Allah.. lulus dokter umum aja dulu deh.. tarik napas dulu..ngumpulin uang..hidup bahagia bersama keluarga.. ngurus anak2 yg lucu.. pergi haji.. ngurus bisnis.. baru mikirin spesilis..
Gina: belum kepikiran.. masih suka berubah-ubah keinginannya.. hehe
Orang2: jadi obgin aja ya... enak tuh.. banyak yg nyari obgin perempuan..
Gina: (dalam hati) ya Allah.. obgin lagi.. =.='

REPOST: Renungan di Penghujung Ramadhan

Mestikah bersuka cita, jika kita tak tahu lagi apakah mungkin kan jumpa.

Ketika ramadhan menyapa, kita diam. Ketika ramadhan pergi, pun tak ada leleh tangis yang tertitis.

Hamba macam apa aku? Jika yang ku tahu hanya kata mohon maaf lahir batin saja di setiap tahunnya.

Hanya kata minal aidin wal faidzin saja yang tertumpuk di ujung ramadhan.

Kalau sudah begini, pantaskah batin ini kan terlahir menjadi bening, jika perilaku beribadahku saja kering.


Batin ini masih bisakah resah dan basah, kala sang pujaan pamit undur karena waktu sudah mulai memerah.

Residu apa yang ada di sini? Gumpalan haus, bongkahan lapar, atau gundukan lelah...

Apa bedanya dengan mereka yang bukan disebutNYA hai orang-orang yang beriman?


Ya ALLAH... Mestinya maaf ini terhujam ke diriku dulu sebelum kupanahkan ke orang lain.

Kala diriku sudah berbuat salah dan khilaf karena secara sadar sudah tak menunaikan hak diriku sebagai hambaMU.

Ya ALLAH... agak kecut bibir tuk mengucap maaf akhirnya, karena sudah terlalu panjang deretan dosa yang kuperbuat secara sengaja.

Saat diri ini menyadari kealphaan diri dan ketika kudapati tidak ada pundi-pundi amal yang terekam di sini, dia pun pergi tanpa perlu permisi. Dan ku pun sangsi, apakah ku kan bisa menemuinya di waktu nanti...


Ya ALLAH... Aku tak tahu apakah tangis ini sebagai wujud kehilangan, kerinduan, atau kebahagiaan?

Sebab yang terasa sekarang adalah jiwa ini semakin memilu dan kelu kala membayangkan ramadhan kan segera berlalu.

Namun bila saja tiap bulan adalah ramadhan, mungkinkah pula ku mampu tuk terus memupuk dan menghangatkan rindu?

Sehingga rindu ini tidak sekedar berhenti menjadi seutas kata penggenap emosi saja...


Ya ALLAH... Izinkan kami melunasi tugas-tugas sebagai hambaMU sebelum maut merobek masa edar diri ini.

Ya ALLAH, ampunilah kami...

diambil dari milis Forum Lingkar Pena

Survival Game

sedikit lebay memang judulnya. tapi sungguh deh, saya merasa sangat sangat bersyukur bisa melewati masa2 sulit di 4 tahun studi sarjana saya.


Kenapa?
banyak alasan yang mendasarinya..

Pertama, saya datang dengan NOL -bahkan minus- ketertarikan pada dunia kedokteran. Saya datang dengan bayang2 semu tentang cita2 masa kecil saya yang sama sekali jauuuuh dari dunia kedokteran (yang pada akhirnya tidak tercapai, hehe)

Kedua, saya bahkan merasa apapun jurusannya OK, asalkan bukan kedokteran. can you see how much i dislike it..??!

Ketiga, bener deh, saya ga suka kedokteran.

Lalu orang2 mulai berpikir.. "orang gila" macam ini kenapa pada akhirnya memilih hal yang sama sekali tidak disukainya..???

Alasannya hanya satu.. (sungguh!). Karena saat itu, saat saya memutuskan untuk memilih FK, saya merasa bahwa ada kekuatan besar yang mendorong saya untuk memilihnya. Bukan dari orang tua, pula bukan dari teman... Saya merasa sepanjang (lebay) hidup saya di SMA saya selalu meminta untuk diberikan pilihan (dalam hal ini tempat kuliah) yang terbaik dariNya.. maka saat tiba2 saya berubah pikiran untuk memilih FK saya lantas yakin bahwa inilah jawaban atas do'a2 saya..

dan setelah memasuki dunia yang sama sekali baru itu...

Mulai berunculan seribu satu alasan untuk menyerah dan meninggalkannya ketika saya masih tingkat 1. Hampir setiap hari saya berpikir untuk ikut ujian lagi dan memilih jurusan yang saya cintai setengah mati -yang dulu hanya saya simpan di pilihan kedua- itu. Hampir tiap kali saya berkunjung ke kampus impian saya itu, perasaan yang timbul adalah iri, marah, dan kadang kecewa pada diri sendiri.

Hasil dari kesetengahan hati itu jelas terlihat pada transkrip nilai semester 1 saya..=.='
ya Allah.. mau jadi dokter macam apa kalau begini terus.. makan aja ga boleh setengah hati, apalagi mempersiapkan masa depan??!

Maka mulai sadarlah saya atas segala kekeliruan yg saya lakukan (bukan perkara memilih FKnya loh..). Keliru karena secara tidak langsung saya sedang mengikis keyakinan yang dulu timbul saat saya memilih fakultas dua huruf itu. Wah, kalau begini caranya jelas salah... Karena harusnya saya yakin sepenuh hati bahwa keberadaan saya di FK adalah atas izinNya.. atas petunjukNya. bukan suatu kebetulan (apalagi keberuntungan..).

Syukurlah, selain kesadaran yang mulai timbul, ada hal lain dari luar yang secara nyata mendorong saya..
what was that??
Sense of US (ada ya istilah ini? haha)-nya teman2 (katakanlah) "bermain" saya..
Jujur saja, kalau tidak terpaksa (pada awalnya), mungkin saya tidak akan pernah datang ke "arisan" rutin kami setiap menjelang ujian tengah dan akhir semester. Terpaksa, terpaksa, terpaksa... pada akhirnya keterpaksaan itu membuat hati saya perlahan luluh. Perlahan, saya mulai mencintai apa yang saya kerjakan (kuliah a-la mahasiswa FK. red). Saya mulai yakin lagi bahwa INI YANG TERBAIK, Allah yang menginginkan saya disini. dan akhirnya, alhamdulillah.. dengan dorongan dari teman2 (yang mungkin tidak mereka sadari) saya berhasil JATUH CINTA SETENGAH MATI (bukan setengah hati lagi) pada dunia kedokteran..

Thanks pals..
Saya mendapatkan sangat banyak pelajaran berharga dari kalian..
Belajar untuk lebih banyak memberi..
dan ikhlas menerima (jika kurang sesuai harapan)..
terutama, belajar mengenai arti berkorban untuk orang lain (yang saya rasa sangat banyak saya dapatkan dari kalian^^).
Belajar mengenai kolegialisme..
dan saya sangat bersyukur bisa mengenal kalian..

Kalian adalah salah satu hal yang membuat saya bisa bertahan "hidup di bawah keterpaksaan" yang akhirnya membuahkan kecintaan..

Love you so... my best friends ever!

**teruntuk teman2 arisan THE BUGS dan 2006 Fantastixx **

What Kind of Doctor Will You Be???

Tiba2 teringat kilasan memori di 4 tahun silam..


Saat saya pertama kali menjejaki kampus hareudang FK UNPAD..
yap! tagline acara ospek DENDRITE waktu itu adalah kalimat ini.. Emang bisa jadi apa sih kalau masuk kedokteran???
Karena yang terpantau dari dunia luar tuh masuk FK ya jadi dokter.. Dokter ya kerjanya di rumah sakit atau di klinik..
Lulus dokter ya ngelanjutin spesialis..
kerjaannya? yaa... gitu deh. Meriksa pasien, ngeresep obat, menerima konsul psien.. itu aja. Padahal sama aja kaya lulusan dari jurusan lain.. banyak banget ladang ilmu yang bisa digarap. Seriusan.. (Meskipun saya juga termasuk mahasiswa FK yang berpikiran orthodox.. jadi dokter ya jadi klinisi.. hehe)

Emang jadi dokter bisa jadi apa aja sih??

1. Klinisi
Ini yang sangat familiar di telinga banyak orang. yaa.. ini adalah dokter yang kita datangi kalau sakit..
Pilihan untuk jadi klinisi tetap jadi primadona. karena itulah dokter yg sesungguhnya... yang bisa langsung "turun tangan" saat ada orang yang sakit.. yang ikut memantau kesehatan masyarakat.. Pilihannya pun aduhai banyaknya.. Bisa jadi dokter umum (yang merupakan garda terdepan dalam penjagaan kesehatan masyarakat) atau dokter spesialis. Jadi dokter spesialis juga masih jadi impian sebagian besar mahasiswa FK..
FYI, untuk mencapai gelar dokter umum membutuhkan waktu studi sekitar 6 tahun.. lama? pastinya, dan kalau mau spesialis, bisa nambah lagi waktu studinya sekitar 2-5 tahun.. tergantung spesialis apa yang diambil..

2. Akademisi
Jelas dibutuhkan juga dokter yang akademisi. Lah kalau ga ada, siapa toh yang mau mendidik calon2 dokter generasi berikutnya...??? hehe. Jadi akdemisi menurut saya adalah hal yang luar biasa... saya terus-menerus kagum pada dosen2 saya yang rela mendedikasikan waktunya untuk mengajar kami.. Kalau membicarakan pendapatan dari menjadi dosen, mungkin ga sebesar pendapatan sekali dokter spesialis bedah jantung mem-bay pass pembuluh koroner pasiennya.. tapi inilah dedikasi.. dan pahala seorang dosen dari mengajari mahasiswanya jelas akan terus mengalir.. subhanallah, ini juga yang membuat saya berpikir untuk menjadi dosen.. :D
Ilmu yang bermanfaat kan pahala amalnya ga akan terputus.. karena ilmunya terus mengalir.. ketika dokter didikannya suatu hari berhasil mengobati pasien karena ingat dengan apa yang diajarkan dosennya dulu..ikut terisi pula pundi2 amal sang dosen. subhanallah, berapa banyak coba, tabungan amal para profesor yang sudah puluhan tahun mengabdi??? :)

3. Researcher
Dokter menjadi peneliti juga hal yang luar biasa. Dokter2 macam inilah yang membuat dunia kedokteran teruss berkembang. Obat2 baru ditemukan, metode2 pengobatan yang lebih hebat ditemukan..... dan sama seperti dosen, ilmunya terus mengalir karena dokter2 lain menggunakan hasil penelitiannya untuk kepentingan pasiennya..
Kereeen...!!
Coba bayangkan kalau tidak ada dokter yang tertarik untuk meneliti sesuatu?? rasanya dunia kedokteran masih akan se-urdu jaman dulu.. :D

4. Birokrat
yah, posisi ini saya rasa sangat penting untuk memajukan sistem kesehatan di Indonesia. Peningkatan taraf kesehatan masyarakat jelas harus disokong oleh sistem kesehatan yang kuat. Maka entah sampai kapan harus terus bermimpi kalau setiap jiwa di Indonesia memiliki asuransi kesehatan kalau tidak ada dokter2 ini?? meskipun untuk sekarang masih jauh dari harapan, suatu saat mungkin ada dokter2 birokrat yang berhasil memperjuangkan ini.. :)

5. Relawan
Relawan?? yaa.. yg bekerja dengan sukarela.. :p

Ada satu kisah luar biasa yang terus membuat saya berkaca-kaca kalau mengingat obrolan di Kick Andy waktu itu.. Kisah dr. Basuki dan dr. Prita, penggerak Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), membuat saya terus berpikir, "inilah seharusnya dokter."

Dokter Basuki dan dr. Prita bukanlah dokter biasa.. Dr. Basuki adalah seorang ahli bedah ortopedi sedangkan dr. Prita adalah seorang dokter spesialis kandungan. Waktu itu, Andy Nova bertanya perihal alasan beliau2 lebih memilih jalan menjadi seorang relawan yang dikirim ke daerah konflik padahal sebenarnya kalau berpraktek layaknya dokter2 bedah ortopedi atau obgin lain, mungkin pendapatan mereka jauh jauh jauh jauh lebih besar... (karena notebennya, relawan bekerja dengan 'upah' sukarela.. bahkan kalau dikirim ke daerah konflik, siapa juga yang mampu "membayar"???)
Dengan santai dr. Basuki menjawab, "Kalau berfikir materi, mungkin kami akan berfikiran seperti itu.. tapi kalau mengingat Allah yang akan membalasnya rasanya hilang semua fikiran itu. (dengan redaksi kata2 yg sedikit berbeda, saya agak lupa.. hehe)

Lalu ada satu statement lagi yang membuat saya rasanya ingin menangis. Andy waktu itu menanyakan bagaimana respon anak2 mereka ketika orang tua mereka dikirim ke daerah konflik (Iran, Palestina...)? Dr. Basuki menjawab, "Kami sudah mempersiapkan anak2 kami untuk segala kemungkinan yang terjadi, bahkan yang terburuk.. jadi setiap akan pergi anak2 harus sudah siap kalau2 ayah-ibunya "tidak pulang lagi". huaa... :'(

Andy Nova juga saat itu mengeluarkan statement yang juga membuat saya berkaca-kaca,"Kadang kita tak habis mengerti tentang apa yang ingin dicari lagi manusia di dunia ini. Padahal dengan jabatan dan profesi yang telah dimiliki atau diraih, mereka bisa dengan mudah mendapatkannya. Tapi, bagi mereka ternyata uang atau materi bukanlah segalanya. Hidup menurut mereka jika hanya mengejar materi semata serasa kosong dan hampa. Dan, ternyata dengan mengulurkan “kasih” kepada sesama manusia menurut mereka hidup terasa berarti dan bermakna."

Ya, kalau saja dokter2 ini lebih memilih untuk bekerja di kota (bukan di daerah bencana atau daerah konflik yang membahayakan jiwa mereka), penghasilan mereka bisa jauuuuh lebih besar. Inilah dokter, berdedikasi untuk kemanusiaan..

Masih banyak dokter2 lain yang seperti dr. Basuki & dr. Prita.. seperti dr. Joserizal Jurnalis dengan MER-Cnya yang juga sering dikirim ke daerah konflik.

Subhanallah...

6. Pengusaha
Wah, saya sangat ingin menjadi dokter yang juga pengusaha...
Ada satu kisah mengharukan yang sampai sekarang terus memotivasi saya.. kisah ini diceritakan oleh seorang dosen ketika saya masih tingkat 1 dulu...
Ada seorang dokter yang juga pengusaha yang sangat sukses. Beliau menjadikan profesinya sebagai dokter benar2 untuk kemanusiaan. Profesi yang bukan untuk mencari uang.. Justru dengan keuntungannya dari berbisnis, dokter ini membiayai pasien2nya.. menggratiskan pasiennya.. membelikannya obat..
Lah, dokter kan memang seharusnya begitu?! mungkin anda berfikir seperti itu...
Tapi, dokter juga manusia, yang membutuhkan "materi" untuk membiayai hidupnya...
Makanya saya sangat terinspirasi dan ingin menjadi pengusaha yang kaya raya.. Agar dalam menjalankan profesi dokter saya tidak dibayang-bayangi hasrat untuk mengejar kekayaan. Agar ada sumber lain yang mengisi pundi2 kekayaan saya. Agar bisa seperti dokter (yang saya tidak tahu namanya) itu, bekerja dengan hati tanpa beban finansial.

Kalau saja sistem kesehatan di Indonesia lebih baik, tentunya pasien2 tidak perlu membayar ongkos berobat mereka, cukuplah gaji dari pemerintah yang menghidupi para dokter, bukan dari kesakitan pasiennya...

semoga saja suatu saat...

7. Tentara
Jangan salah, dokter juga bisa masuk angkatan darat.. laut.. atau udara. Beliau2 yang memilih untuk jadi dokter tentara tentunya harus menjalani pendidikan lagi layaknya seorang tentara.. Suatu saat terulang lagi kejadian di masa perjuangan dulu, dokter2 ini yg akan menjadi garda terdepan kesehatan para tentara..

8. Artis??
Seperti dr. Tompi yang juga penyanyi, atau dr. Lula Kamal dan drg. Fadly yang juga pesinetron.. kembali ke pilihan , masing2..
Toh, dr. Tompi pun masih sempat menjadi dokter bedah plastik di tengah kesibukannya menyanyi.. hehe

9. Jadi dokter bisa jadi apapun sebenarnya...^^

Resep #7: Kastengel aka Kue keju


Ya Allah... saya mengerti sekarang kenapa kue yg satu ini rasanya enak banget di lidah.. selain karena bahannya yg dominan keju.. juga karena pengerjaannya yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan luar biasa..


Apa saja bahan yg dibutuhkan??
  • Margarin 500 gr
  • roombutter 2 sdm
  • 4 kuning telur + 2 putih telur bebek
  • 100 gr "keju merah"--> gatau namanya.. yg jelas ini keju khas banget dibungkus pake plastik merah...
  • 50 gr keju cheddar parut
  • 30 gr susu bubuk
  • sekitar 750 gr tepung terigu
  • 2 sdm tepung maizena
  • kuning telur utk memoles
  • keju cheddar parut secukupnya utk detail luar kue

Caranya...??
--> aduk dengan mixer margarin + roombutter sampai warnanya pucat..
--> tambahkan telur, campur lagi sampai sedikit mengembang
--> masukkan keju merah dan cheddar parut.. sampai keju tercampur dan kira2 hancur
--> matikan mixer..
--> tambahkan susu bubuk, terigu dan maizena.. aduk dengan spatula sampai adonan menjadi kalis
--> cetak adonan menjadi benuk yang diinginkan
--> poles dengan kuning telur.. taburkan keju parut diatasya
--> bakar sampai adonan menjadi kecoklatan
--> siap disajikaaaan ^^

Resep #6: NASTAR

..jangan tanya saya mengapa kue khas lebaran yang satu ini disebut nastar... NASnya saya pikir adalah kepanjangan dari "nanas" yang memang dijadikan isi kue yang sangat enak ini.


saya termasuk penggila kue nastar, dibandingkan dengan kue2 yg lain..
Alhamdulillah, di libur panjang ini saya berkesempatan untuk belajar memasak kue ini dari tetangga (berhubung ibu saya tidak tertarik pada urusan bakar-membakar kue..hehe).

Apa saja yg dibutuhkan??


Bahan isi (selai):
  • 1 buah nanas ukuran sedang yg sudah matang.. --> parut halus..
  • gula sekitar 150 gr (sesuai selera.. tapi sebaiknya tidak terlalu banyak.. bisa2 selainya malah jadi keras..)
  • daun jeruk 3 lbr
  • kayu manis 1 potong sedang
--> semua bahan dicampur dalam wadah (pengorengan atau panci) lalu dimasak dengan api kecil sampai airnya surut.. jangan lupa untuk terus diaduk... bisa2 gosong kalau ditinggal :p


Bahan "selimut":
  • margarin 500 gr
  • roombutter 2 sdm (hati2, pilih yg ada tanda "halal"nya.. soalnya ada juga yg dibuat dari minyak babi)
  • 4 kuning telur + 2 putih telur (lebih mantap pake telur bebek)
  • Keju cheddar parut 50 gr
  • 1 sachet susu bubuk (sekitar 30 gr)
  • Tepung terigu 750 gr
  • Tepung maizena 2 sdm

--> pertama, kocok margarin + roobutter dengan mixer kecepatan tinggi sampai adonan berubah warna jadi pucat..
--> tambahkan telur, kocok sampai sedikit mengembang
--> tambahkan keju yg sudah diparut.. kocok sampai keju dirasa sudah cukup hancur dan tercampur rata
--> matikan mixer...
--> masukkan susu bubuk, tepung terigu & maizena.. aduk dengan spatula hingga adonan kalis..
sebenarnya ukuran tepung terigu yg dibutuhkan tidak terpatok.. yg penting, terus tambahkan terigu sampai adonan kalis.. jangan terlalu anyak juga.. bisa2 adonannya malah jadi keras :)
--> setelah itu, siap dicetak... saya lebih suka membuat dengan bentuk bulat sederhana dengan ukuran yg kecil... lebih imut2 rasanya... jangan lupa tambahkan selai nanas didalamnya.. :p
--> setelah itu.. tinggal dipoles deh, bagian luar kuenya dengan kuning telur yg ditmbah sedikit air kemudian dikocok lepas..
--> bakar kue dlm panggangan..
karena saya pake panggangan yg konvensional.. jadi ga ada patokan waktunya.. yg penting apinya kecil dan terus dicek kuenya. angkat kue jika adonan sudah menguning dan terlihat kering...

Selamat mencobaaaa... :)

Poster Ilmiah Pertama Sayaa!!

yap.. untuk mengabadikan momen langka -dimana saya bisa berkompetisi dengan orang2 hebat di angkatan-, maka saya memutuskan akan mempublish hasil penelitian saya ini.

Meskipun rasanya tingkat kemenarikan penelitian saya sangat minimal, nampaknya.. hehe.

My very first experience... C.U.P.U abis..
jadi, jangan tertawakan saya.. hehe


oya, pengalaman saya presentasi poster... di depan para penguji (Prof. Dany Hilmanto, Prof. Sri Hartini, dan dr. Nadjwa).. rasanya seperti lebih 'dikuliti' daripada waktu sidang skripsi.. ditanyai, diulik, dan dikritik dalam banyak aspek.. mulai dari konten sampai penyajian posternya, heu..
dan sensasinya, seperti seorang pramuniaga yg sedang mempromosikan produknya.. berusaha keras agar para penguji jatuh hati dan tertarik pada produk -penelitian- saya.

Alhamdulillah, para prof yg baik hati itu memaklumi bahwa saya adalah seorang newbie dalam urusan ini.. Jadi, meskipun dikuliti, saya merasa sangat senang karena bisa belajar banyak hal dari beliau2 yg sangat expert itu & dari teman2 sesama penyaji poster.. terus juga, saya merasa pekerjaan saya sangat diapresiasi (terlepas dari keberminatan para penguji & adik2 mahsiswa yg menyaksikan perhelatan ini).. more than i expected.. entah mengapa terharu banget.. :')

yah, pengalaman pertama..semoga bukan jadi yg terakhir.. meskipun definitely saya ga pernah bercita-cita jadi dokter researcher..tp selalu ingin jadi klinisi.. :D


what a wonderful experience, alhamdulillah ^^
udah g mikirin menang apa kalah... (yg penting balik modal.. 100rb buat ngeprint poster.. hahaha)

Oalaaaah... blog saya mati suri.. :'(

sulit banget rasanya untuk memulai..


huaaaah!! bismillah...

Oalaaaah... blog saya mati suri.. :'(

sulit banget rasanya untuk memulai..


huaaaah!! bismillah...

statistika

Entri Populer

Mutiara Illahi

"Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahayanya adalah ibarat misykat yang didalam misykat itu ada pelita yang besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu laksana bintang yang bercahaya sekilau mutiara. Ia dinyalakan dengan minyak dari pohon yang penuh barakah. Pohon zaitun yang tumbuh bukan di timur tidak pula di barat. Yang minyaknya hampir-hampir menyala meski tiada api yang menyentuhnya. Cahaya diatas cahaya! Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang Ia kehendaki. Allah membuat perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala."(Q.S. An-Nur 35)

komenkamu


ShoutMix chat widget

inget Allah yuk..

The Traveller..

Foto saya
Manusia biasa yang ingin menjadi luar biasa. Tidak biasa tapi ingin membiasakan diri menulias... Masih kuliah, dan masih agak lama sepertinya untuk lulus.. Tapi yang namanya proses itu harus dinikmati.. So,i enjoy my journey to be a doctor..^^

waktu terus berlari..

Follower