Suatu hari Rasulullah saw. Menggambar di atas tanah, sederhana, hanya goresan gais – garis. Tapi makna gambar ituyang luar biasa. Dengan gambar itu sebuah aksioma tentang perjalanan hidup menjadi sangat jelas, mengundang renungan, sekaligus menggugah kesadaran bagi siapa saja yang mau sadar.
Pertama, Rasulullah saw menggambar garis lurus. Setelah itu beliau menggambar garis yang membentuk kotak, yang salah satu sisinya memotong garis lurus tersebut, sehingga setengah garis tersebut ada yang berada di dalam kotak sedangkan sisanya berada di luar. Rasulullah saw. Menjelaskan, garis lurus itu ibarat keinginan manusia, harapannya, cita – citanya, juga mungkin obsesinya. Sedang gambar kotak yang memotong garis lurus tersebut adalah ajal manusia yang telah ditetapkan.
Kalau saja tiap hari, tiap jam, tiap menit dan detiknya kita bisa terus mengingat sang pemutus kenikmatan itu, sungguh beruntungnya kita.
Saat kita ingat kematian, sungguh kita bisa mengingat kesalahan – kesalahan kita, baik pada orang – orang di sekelilling kita, atau bahkan dosa yang pernah kita lakukan dalam mengabaikan perintah 4jjl, hingga kita menangis dengan hebatnya berharap dosa – dosa kita diampuni.
Saat kita ingat kematian, kita bisa melakukan ibadah2 lebih baik dari biasanya, mengejar sunnah2 yang jarang sekali kita jalani, berharap maut akan menjelang saat itu juga, saat kita sedang melakukan suatu ketaatan.
Saat kita ingat kematian, kita bisa belajar dengan sangat tekun
Saat kita ingat kematian, kita bisa berbuat baik pada orang tua, takut jika orang yang kita cintai itu lebih dulu meninggalkan kita ketika kita sedang menentang mereka.
Saat kita ingat kematian, tidak ingin rasanya kita berbuat hal2 yang tidak Allah sukai, takut jika kita meninggal dalam keadaan tidak baik, su’ul khatimah.
Saat ingat kematian, kita akan mencintai keluarga kita, teman – teman kita, dan orang2 yang kita sayangi dengan lebih tulus
Saat kita ingat kematian, semua tingkah laku kita akan lebih terkendali…
Perjalanan hidup mengejar bahagia di dunia, dengan segala suka dukanya, tak jarang melenakan. Manusia banyak lupa bahwa di sela keinginannya yang panjang terselip detik2 kematiannya. Seringkali manusia tertipu, seakan hari- harinya masih sangat panjang..Seakan segala harapannya masih punya waktu yang tanpa limit. Padahal, akan dating, pasti, ajal yang akan memengal segala harapannya itu, layaknya kotak yang memotong garis lurus..
Mengingat mati ≈ mengingat 4Wl
Wallahu a’lam bishshawab….
“Perbanyaklah mengingat – ingat pemupus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi)