Tampilkan postingan dengan label Medical n Health Info. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Medical n Health Info. Tampilkan semua postingan

Trauma Fisik dan Kimia pada Rongga Mulut


Linea Alba

Linea alba adalah suatu perubahan yang sering terjadi pada mukosa bukal yang berhubungan dengan adanya penekanan, iritasi friksional akibat gesekan, atau trauma pada bagian muka gigi karena kebiasaan menghisap (sucking trauma). Sesuai dengan namanya, perubahan yang terjadi terdiri atas garis putih yang (biasanya) bilateral. Linea alba terletak pada mukosa bukal setinggi dengan bidang oklusi gigi yang di dekatnya. Garis yang terbentuk lebih terlihat jelas pada mukosa bukal yang berbatasan dengan gigi posterior. Tidak ada terapi yang dibutuhkan dan tidak terdapat komplikasi dari kejadian ini.


Linea alba pada mukosa bukal kanan


Morsicatio Buccarum

Morsicatio berasal dari bahasa latin yang berarti gigitan. Kebiasaan menggigit-gigit kronis bias mengakibatkan terbentuknya lesi yang paling sering terletak di mukosa bukal dan dapat ditemukan juga pada mukosa labial dan batas lateral lidah. Prevalensi morsicatio buccarum lebih tinggi pada orang-orang yang mengalami stress atau dengan masalah psikologis.

Lesi morsicatio buccarum biasanya ditemukan bilateral pada mukosa bukal disertai lesi pada bibir dan lidah, atau bisa juga ditemukan hanya pada bibir atau libal, dah. Lesi yang terbentuk tebal, seperti area parut berwarna putih (tidak rata) yang biasa disertai dengan eritema, erosi, aatau ulserasi fokal traumatik. Mukosa yang mengalami perubahan biasanya terletak di tengah anterior mukosa bukal di sepanjang bidang oklusi. Lesi yang besar bisa terbentuk melebar ke arah atas atau bawah bidang oklusi pada pasien yang memiliki kebiasaan menekan pipi ke arah antara gigi dengan menggunakan jari.

Secara klinis, penampilan morsicatio buccarum cukup untuk menegakkan diagnosis, sehingga biopsi jarang dilakukan. Hasil biopsi pada kasus ini menunjukkan hiperkeratosis yang luas serta dapat ditemukan juga sel bervakuola pada lapisan mukosa. Tidak dibutuhkan penatalaksanaan khusus untuk lesi ini, juga tidak terdapat komplikasi dari perubahan mukosa yang terjadi.

Morsicatio buccarum



Ulkus Traumatik (Traumatik Granuloma)

Ulkus traumatik adalah trauma akut yang terjadi pada mukosa mulut yang diakibatkan oleh kerusakan mekanik seperti kontak dengan makanan yang tajam, tergigit ketika makan, bicara, bahkan tidur. Lesi ini juga bisa terjadi akibat luka bakar benda panas, listrik, atau kimia.

Trauma akut atau kronik mukosa mulut mengakibatkan terjadinya ulkus superficial yang bisa bertahan selama beberapa waktu yang bisa sembuh dalam beberapa hari. Lesi biasa terjadi pada lidah, bibir, dan mukosa bukal. Lesi muncul sebagai area eritema yang mengelilingi daerah tengah berupa membran fibrinopurulen yang berwarna kekuningan.

Sumber ulkus traumatik yang ditemukan harus dihilangkan sumber iritasinya kemudian diberikan dyclonine HCl atau hydroxypropyl cellulose untuk menghilangkan rasa sakit sementara. Jika penyebabnya tidak ditemukan atau pasiennya tidak merespon terapi yang diberikan, maka diindikasikan untuk melakukan biopsi.

Ulkus traumatik



Luka Bakar Elektrik dan Panas

Luka bakar elektrik pada rongga mulut seringkali terjadi. Luka bakar elektrik dibagi menjadi dua macam, yaitu tipe kontak dan tipe arc.

Tipe kontak membutuhkan alas yang sesuai dan arus listrik. Sebagian besar luka bakar elektrik yang mengenai rongga mulut adalah tipe arc, yang melibatkan saliva sebagai media konduksi.

Luka bakar rongga mulut sebagian besar disebabkan oleh makanan atau minuman yang panas. Penggunaan microwave meningkatkan angka kejadian luka bakar panas karena dapat membuat makanan yang dingin dingin di bagian luarnya tetapi sangat panas di bagian dalamnya.

Pada awalnya, luka bakar muncul sebagai area yang tidak nyeri, hangus, dan kekuningan yang disertai dengan sedikit atau bahkan tidak berdarah. Dalam beberapa jam akan muncul edema yang dapat bertahan hingga 12 hari. Pada hari keempat, area tersebut akan mengalami nekrosis dan mulai mengelupas, dan bisa mengeluarkan darah. Luka yang melibatkan makanan yang panas biasanya timbul pada palatum atau mukosa lidah bagian posterior berupa area eritema dan ulserasi yang dapat menyisakan epithelium yang nekrosis pada daerah perifer.

Luka bakar elektrik

Terapi untuk luka bakar pada rongga mulut meliputi imunisasi tetanus dan antibiotik profilaksis (biasanya penisilin) untuk mencegah infeksi sekunder. Masalah utama yang dapat timbul adalah kontraktur pada pembukaan mulut selama proses penyembuhan.


Luka Kimiawi pada Mukosa Oral

Banyak zat kimia dan obat-obatan yang kontak dengan jaringan oral pada akhirnya menimbulkan kerusakan pada jaringan oral. Contoh zat-zat yang dapat mengakibatkan luka pada mukosa oral diantaranya aspirin, sodium perborat, hydrogen peroksida, bensin, terpentin, dan alcohol.

Paparan yang singkat dengan zat-zat tersebut dapat mengakibatkan perubahan mukosa menjadi putih dan keriput. Apabila paparan dilanjutkan, maka akan terjadi nekrosis dan epitel yang terpapar akan terpisah dari jaringan yang berada di bawahnya serta menjadi mudah terkelupas. Bila epitel yang nekrotik tersebut dihilangkan, maka akan terlihat jaringan ikat yang eritem dan berdarah. Area superficial yang nekrosis akan sembuh tanpa luka parut dalam waktu 10 hingga 14 hari setelah agen penyebabnya dihilangkan.

Luka akibat aspirin



Komplikasi Oral Noninfeksius dari Terapi Antineoplastik

Saat ini, belum ada terapi antikanker yang bisa menghancurkan sel keganasan tanpa ikut menghancurkan sel-sel lain yang masih normal. Daerah yang cepat berubah seperti mukosa oral adalah daerah yang rentan terhadap komplikasi ini. Terapi radiasi maupun terapi sistemik dapat mengakibatkan masalah yang berat pada mulut.

Perubahan yang sering ditemukan pada seorang pasien pengobatan kanker, yaitu:

a. Perdarahan

b. Mukositis

c. Dermatitis

d. Xerostomia

e. Kehilangan indera perasa

f. Osteoradionekrosis

g. Trismus

h. Kelainan perkembangan


Xerostomia


Mukosistis

Terapi yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien yang dihadapi. Untuk mukositis, dapat diberikan anestesi, analgesik, dan agen pelapis. Jika terdapat xerostomia dapat diberikan fluoride topical yang digunakan setiap hari


Nekrosis Anestetik

Penggunaan anestesi lokal walaupun jarang dapat mengakibatkan terbentuknya ulkus dan nekrosis pada area injeksi. Nekrosis ini terjadi mungkin akibat adanya iskemia jaringan di sekitar tempat yang diinjeksi, meskipun penyebab pastinya belum diketahui. Teknik yang salah, seperti penggunaan anestesi yang berlebihan ataupun injeksi subposterium sering mengakibatkan kondisi ini.

Kandungan epinefrin yang terdapat dalam berbagai obat anestesi sering disebut-sebut sebagai penyebabnya. Nekrosis yang terjadi biasanya muncul beberapa hari setelah dilakukannya prosedur, dan biasa muncul pada palatum keras. Daerah ulkus yang berbatas jelas akan nampak pada daerah bekas injeksi dan bisanya terbentuk ulkus yang dalam.

Untuk menhindari terjadinya hal yang serupa, untuk pasien yang pernah mengalami nekrosis anestetik sebaiknya menghindari penggunaan anestesi yang mengandung epinefrin di kemudian hari.



Chelitis Eksfoliativa

Kebiasaan menjilat, menggigit, menyedot, dan mencubit bibir dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan terjadinya perubahan yang signifikan pada batas vermillion bibir ataupun pada kulit perioral, sebagian besar dalam bentuk chelitis eksfiloativa.

Chelitis eksfoliativa ini banyak ditemukan pada wanita berusia kurang dari 30 tahun. Kasus yang ringan ditunjukkan dengan adanya kekeringan yang kronis, terbentuknya fissure dan scar pada batas vermillon bibir. Jika berkembang, maka vermillon akan tertutup dengan krusta hiperkeratotik yang menebal dan berwarna kuning. Kulit disekeliling lesi akan membentuk daerah seperti lingkaran yang melingkari bagian bibir tersebut. Kasus ini juga dapat ditimbulkan oleh reaksi alergi ataupun sensitivitas terhadap cahaya, meskipun lebih jarang terjadi. Jika keadaan ini diakibatkan oleh adanya infeksi, maka keadaan ini disebut dengan angular chelitis.

Chelitis eksfoliativa

Pada sebagian besar kasus chelitis eksfoliativa, tidak ditemukan penyebab yang jelas. Biasanya dibutuhkan terapi psikoterapi dan penenang ataupun pencegahan stree untuk mencapai resolusi dari penyakit ini. Pada infeksi candida, lesi ini tidak akan sembuh kecuali jika trauma kronis sudah dihilangkan.



Perdarahan Submukosa

Setiap orang pernah mengalami memar yang diakibatkan oleh trauma minor. Hal ini terjadi ketika trauma tersebut mengakibatkan terjadinya perdarahan dan terkumpulnya darah di dalam jaringan. Jenis-jenis perdarahan berdasarkan ukurannya:

a. Perdarahan sedikit pada kulit, mukosa, atau serosa (ptekia)

b. Perdarahan yang melibatkan area yang sedikit lebih luas (purpura)

c. Akumulasi perdarahan >2 cm (ekimosis)

d. Akumulasi darah dalam jaringan yang memunculkan massa (hematoma)

Trauma benda tumpul pada mukosa oral biasa mengakibatkan terbentuknya hematoma. Ptekia dan purpura dapat timbul apabila terjadi peningkatan tekanan intratoraks yang berulang atau terus-menerus.


Ptekia pada palatum

Perdarahan submukosa muncul sebagai area yang datar atau menonjol, tidak memucat, dengan warna yang bervariasi dari merah, ungu, hingga biru kehitaman. Lesi traumatik ini biasanya terdapat pada mukosa labia atau bukal.

Tidak dibutuhkan terapi spesifik jika perdarahan tidak berkaitan dengan penyakit sistemik dan area perdarahan dapat hilang secara spontan.



Trauma Oral dari Aktivitas Seksual

Lesi yang sering ditemukan pada seks orogenital adalah perdarahan submukosa palatum akibat fellatio. Lesi dapat berupa eritema, ptekia, purpura, atau ekimosis dari palatum lunak. Area luka ini tidak memunculkan gejala dan dapat sembuh tanpa terapi dalam 7-10 hari. Ekstravasasi eritrositik kemungkinan berasal dari kenaikan muskular palatum lunak dan penekanan terhadap lingkungan dengan adanya tekanan negatif.

Lesis oral juga dapat terjadi karena melakukan cunnilungus. Lesi berupa ulkus horizontal dari freulum lidah. Ketika lidah didorong keluar, frenulum tergesek bagian insisal gigi seri mandibula. Lesi ini dapat sembuh, tetapi dapat muncul kembali apabila aktivitas serupa diulangi kembali.



Tato Amalgam

Tato amalgam terlihat berupa makula yang lembut, tidak nyeri, tidak berulkus, berwarna biru/abu-abu/kehitaman tanpa adanya reaksi eritematus di sekelilingnya. Lesi ini banyak ditemukan pada gusi atau mukosa alveolar dan lebih banyak terdapat pada wanita dan usia lanjut. Tato dibatasi oleh mukosa yang diameternya <0,5 cm. Beberapa pasien dapat mengalami respon inflamasi dalam waktu lama dimana terdapat papul kecil atau patch yang luas akibat adanya makrofag.

Tato amalgam



Intoksikasi Metal Sistemik

Intoksikasi metal sistemik dapat terjadi apabila terdapat riwayat memakan atau terpapar beberapa metal berat. Paparan metal berat mungkin dapat bersifat masif karena reaksi akut atau minimal dalam periode yang lebih lama mengakibatkan perubahan kronis.

Berikut ini adalah beberapa metal berat yang dapat mengakibatkan intoksikasi:

a. Timbal

b. Raksa

c. Perak

d. Bismuth

e. Arsenik

f. Emas

Manifestasi oral untuk tiap-tiap metal berbeda satu sama lain. Untuk intoksikasi timbal dapat berupa stomatitis ulkus, dan garis timbal pada gingival, tremor lidah, penyakit periodontal lanjut, hipersalivasi, dan sensasi rasa metal pada lidah.

Intoksikasi raksa ditandai dengan rasa metal di mulut, stomatitis ulkus, inflamasi, pembesaran kelenjar saliva, gusi, dan lidah, serta perubahan warna gusi menjadi biru keabuan hingga hitam.

Intoksikasi perak dan bismuth dapat mengakibatkan diskolorasi rongga mulut, sedangkan intoksikasi arsenic dapat mengakibatkan hipersalivasi dan area nyeri pada stomatitis ulkus yag nekrosis.

Penatalaksanaan untuk intoksikasi metal sistemik menggunakan chelating agent (dimecaprol/BAL, dimercaptosuccinic acid,calcium EDTA, D-penicillamine, dan edathamil). Selain itu, paparan pasien dengan agen-agen yang bersangkutan perlu dibatasi.



Smoker’s Melanosis

Produksi melanin pada mukosa oral perokok merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap zat-zat perusak yang terdapat di dalam rokok.

Smokker’s melanosis biasanya terdapat pada bibir depan mukosa alveolar. Area pigmentasi akan meningkat dalam tahun pertama merokok dan kembali normal setelah berhenti merokok selama 3 tahun. Spesimen biopsi menunjukkan adanya peningkatan pigmentasi melanin di lapisan sel basal pada permukaan epitel seperti makula melanotik.

Smoker’s melanosis

Terapi untuk smoker’s melanosis adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok. Pigmentasi akan hilang dalam 3 tahun setelah berhenti merokok.



Diskolorasi Mukosa Oral yang Berhubungan dengan Obat-obatan

Perubahan warna diakibatkan oleh meningkatnya produksi melanin akibat stimulasi dari obat-obatan dan deposisi metabolit obat.

Presentasi klinis dari pigmentasi ini sangat bergantung pada jenis obat yang digunakan. Sebagai contoh, obat malaria atau tranquilizer menimbulkan diskolorasi biru kehitaman yang terbatas pada palatum keras. Estrogen, agen kemoterapi, dan obat-obatan untuk terapi AIDS bisa mengakibatkan melanosis coklat pada kulit dan permukaan mukosa.

Diskolorasi ini tidak menimbulkan masalah jangka panjang. Penghentian obat-obat yang memicu diskolorasi dapat menurunkan secara perlahan area hiperpigmentasinya.



Trauma Osseus dan Metaplasia Kondromatus

Pada pengguna gigi palsu, kelunakan pada jaringan alveolar yang menonjol akibat iritasi mekanis gigi.

Gambaran klinis bervariasi mulai dari area ulkus yang menonjol, kemerahan , bernanah, hingga terbantuk polip yang kuat. Pada pemeriksaan radiografi ditemukan area yang radiopak.



Antral Pseudocysts

Antral pseudocyst merupakan kelainan yang sering ditemukan pada pemeriksaan radiografi panoramik. Lesi ini tampak seperti lesi yang berkubah, sedikit radioopak, dan timbul dari sinus maksila.

Pseudocyst ini biasanya asimtomatik. Antral pseudocyst ini akan membesar, sehingga dindingnya menipis dan membuat tulang menjadi terdesak. Gejala sakit yang timbul akan sangat bervariasi tergantung letak dan ukuran pembesaran serta kerusakan.

Pseudocyst ini sifatnya tidak berbahaya, dan biasanya tidak membutuhkan terapi. Kista yang sesungguhnya harus dikeluarkan karena dapat berkembang dan merupakan lesi yang destruktif.



Emfisema Servikofasial

Adalah masuknya udara ke dalam ruang subkutan atau fasia di wajah dan leher. Udara yang masuk dan tertekan dapat menyebar ke spatium retrofaringeal dan mediastinal. Hal ini dapat diakibatkan oleh:

a. Penggunaan udara yang terkompresi oleh dokter

b. Ekstraksi yang lama dan sulit

c. Peningkatan tekanan intracranial setelah tindakan pembedahan

Perubahan awal yang bisa muncul diantaranya adalah pembesaran jaringan lunak karena terdapat udara di dalamnya. Pasa sakit minimal, dan krepitus mudah dideteksi dengan palpasi

DBD: Demam Berdarah Dengue

Definisi:
demam dengue adalah suatu penyakit akibat infeksi oleh virus dengue (DEN).
Bila sudah terjadi gejala kebocoran plasma (seperti edema, efusi pleura) dan gejala pedarahan (ruam kemerahan kulit, batuk darah, feses berdarah) maka penyakit sudah memburuk menjadi Demam Berdarah Dengue (DBD) yang jika memburuk lagi bisa mengakibatkan Sindroma Syok Dengue (SSD) yang ditandai dengan adanya gejala kebocoran protein plasma.

Epidemiologi:
Infeksi dengue banyak terjadi terutama di daerah tropis dan subtropis, terjadi saat curah hujan tidak terlalu deras.

Etiologi:
Infeksi dengue disebabkan oleh virus dengue yang menjalani dua siklus hidup, ekstrinsik (di dalam tubuh nyamuk) dan intrinsik (di dalam tubuh manusia). Virus dengue adalah keluarga flaviviridae ssRNA positive sense, ada 4 jenis yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.. yang banyak di Indonesia (kalau tidak salah) adalah DEN-2 dan 3. Virus dengue ini dibawa oleh vektor berupa nyamuk aedes (Aegepti maupun Alboptikum) betina yang "beroperasi" sekitar jam 8-12 siang.. kalau nyamuk jantan bisanya cuma menghisap sari buah saja..hehehe ;). Nah, nyamuk ini senangnya tinggal di genangan air bersih (bisa berupa wadah alami seperti lubang pohon maupun wadah buatan manusia seperti kolam, ember, gentong yang terisi air bersih-misalnya air hujan). Seperti yang kita ketahui bersama, nyamuk aedes ini mudah dikenali..karena memiliki bintik2 putih pada tubuhnya..jadi, waspadalah..^^

Patogenesis:
awal kemunculan virus di tubuh adalah ketika si nyamuk nakal yang sudah menghisap darah orang yang sakit dengue menggigit orang yang sehat.. ketika itulah terjadi "transfer" virus... masukla ke dalam aliran darah sehingga memunculkan respon imun tubuh. Jika terjadi infeksi yang berikutnya oleh serotipe (jenis) virus yang berbeda (misalnya DEN-3), maka akan terjadi reaksi silang (non-netralisasi) antara virus dengue yang kedua dengan sistem imun yang speaifik terhadap virus dengue yang pertama.. sehingga muncullah respon imun yang sangat hebat.. yang akhirnya menimbulkan gejala pada penderita.

Patofisiologi:
nah, setelah reaksi silang terjadi, terbentuklah kompleks antibodi-antigen (virus) yang kemudian menimbulkan respon berupa:

  1. Aktivasi sistem komplemen tubuh, sehingga terjadi peningkatan permeabilitas kapiler darah (sistemik)--> ekstravasasi--> edema--> (jika berkelanjutan) menimbulkan penurunan volume intravaskuler yang besar--> SYOK
  2. Aktivasi PF3--> meningkatnya penggunaan faktor pembekuan darah--> koagulopati konsumtif--> perdarahan tidak terkontrol--> gejala perdarahan: ruam kulit, mimisan, muntah darah...
  3. Agregasi platelet--> meningkat destruksi platelet oleh sistem retikuloendotelial--> trombositopenia (<100.000)



Gejala dan Tanda:

demam dengue ditandai dengan adanya 3 fase:

  1. Fase febris (demam): berlangsung selama 2-7 hari; terjadi demam tinggi, muncul gejala prodromal... pada fase ini demam bisa mencapai 40 derajat celcius, sehingga pada anak menimbulkan resiko berupa kejang demam.
  2. Fase kritis: demam menurun sampai normal (bahkan lebih rendah lagi), pasien merasa lebih baikan.. padahal, ini adalah fase yang paling mengancam jiwa.. karena pada fase ini mulai terjadi kebocoran plasma darah dan muncul gejala perdarahannya. Masalah yang mungkin timbul pada fase ini adalah syok, edema (bisa ditandai dengan pembengkakan tungkai, ascites, efusi pleura, dan peningkatan hematokrit darah lebih dari 20%), dan bisa berujung pada kegagalan organ akibat gangguan perfusi. Fase kritis ini ditandai dengan peningkatan hmatokrit darah >20% dan penurunan trombosit <100.000
  3. Fase Pemulihan: bila pasien selamat (berhasil melalui fase kritis), keadaan pasien mulai membaik... status hemodinamik juga membaik.. karena pada fase ini tubuh mulai melakukan reabsorpsi cairan yang bocor pada fase kritis.

Diagnosis:

  1. Demam dengue: >2 tanda diantaranya nyeri sendi dan otot, nyeri retroobrbital (di belakang mata), ruam kulit, sakit kepala,... (saya lupa sisanya.. nanti ditambahkan lagi yaa.. hihi)
  2. Demam berdarah dengue (DBD): seluruh gejala demam dengue ditambah dengan gejala kebocoran plasma (edema, efusi pleura, peningkatan hematokrit) dan pedarahan (tourniquet +, ptekia, epistaksis, perdarahan saluran cerna (muntah darah, feses berdarah..)
  3. Sindroma Syok Dengue (SSD): seluruh gejala DBD ditambah gangguan hemodinamik (penurunan tekanan darah, nadi cepat dan lemah, suhu tubuh turun..)

untuk pemeriksaan lab, biasanya dicek HI titernya...

Klasifikasi:

  1. Demam Dengue: hanya gejala yang dikeluhkan
  2. Demam Berdarah Dengue: 1--> tourniquet +, 2--> perdrahan spontan
  3. Sindroma Syok Dengue: DBD 3--> tanda edema, DBD 4--> syok parah (nadi dan tekanan darah mungki tidak terdeteksi)


Penatalaksanaan:

  1. Protokol 1: untuk pasien "probable dengue" --> bila hasil lab normal, bisa dipulangkan (rawat jalan); bila terjadi kelainan pada trombosit dan/atau hmatokrit--> raawat di rumah sakit
  2. Protokol 2: Pemberian cairan--> diberikan kristaloid sebanyak 1100 + (30(BB-30)). dipantau--> jika membaik maka terus diberi, jika tidak (meningkat hematokrit >20%) dilanjut ke protokol 3
  3. Protokol 3: untuk pasien dgn hematokrit meningkat <20%--> kristaloid sebanyak 6-7ml/kgBB/jam. dipantau--> jika membaik, dihentikan... jika memburuk dipercepat tetesnya.
  4. Protokol 4: untuk pasien dengan perdarhan spontan--> transfusi darah, untuk pasie dengan KID diberikan antikoagulan heparin.
  5. Protokol 5: untuk pasien dengan SSD--> kristaloid sebanyak 10-20ml/kgBB/jam, jika membaik dihentikan. Jika memburuk maka tetesan dipercepat--> masih memburuk: koloid--> masih memburuk: transfusi darah


Komplikasi:

  • Syok--> kematian
  • Kegagalan organ: jantung, ginjal, otak, paru-paru..dll

Prognosis:

baik, apabila penanganan cepat dan tepat. Jika terjadi syok, prognosis memburuk--> bisa mengakibatkan kegagalan organ.


Pencegahan:

  1. Terhadap vektor(nyamuk): larvasida (abate) dan adultsida (fogging dgn DDT)
  2. Terhadap individu: proteksi diri (repelan, kelambu tidur, tidak tidur di pagi hari...)
  3. Teradap lingkungan: 3M (menutup, menguras, dan mengubur tempat2 penampungan air)

Jangan lupa..kalau ada yang sakit demam berdarah dengue di lingkungan tmpat tinggal harus dilaporkan ke yang berwenang (RT/RW?, puskesmas, dinkes..) agar dilakukan pengontrolan terhadap lingkungan dan pencegahan terhadap komunitas.

oya...saat ini info2 ini hanya berdasarkan ingatan saya saat menyiapkan ujian kemarin.. insyaAllah segera dikroscek dengan textbook agar infonya lebih valid.. kalau ada yg perlu dikoreksi, tolong tinggalkan komen yaaa


^o^


Ulkus Peptikum (Peptic Ulcer Disease)

PEPTIC ULCER DISEASE





Case Review:
Amir, L, 66 thn

2 bulan yg lalu:
Nyeri epigastrik episodik (hilang timbul): terutama ketika makan berat dan tidak hilang setelahnya (dan stlh minum obat)
Riwayat penggunaan piroksikam (setiap hari)
Diberi antasida & ranitidin namun tidak membaik
PA: + H. pylori
Diagnosis: ulkus duodenum
Terapi: omeprazol, klaritromisin, dan amoksisilin nonkomplians

Pasien kita mengalami gangguan pada sistem pencernaannya terutama pada gaster & duodenum..

GASTER
 Organ berbentuk “J” yang terletak di daerah epigastrik, dibungkus oleh peritoneum
 4 bagian: cardia, fundus, body, pylorus
 Arteri: celiac trunk dan cabangnya: gastric & gastroomental
 Vena: gastric v. vena porta
 Saraf: simpatis (T6-T9) & parasimpatis (CN X)
 Histologi: mukosa (SC), submukosa, muskularis, serosa
 Sel2:
- Stem
- Mucous neck  mucus yg bersifat basa (melindungi sel dari keasaman dengan melapisinya dan lubrikan makanan)
- Oxyntic (parietal) HCl & IF
 HCl: membunuh mikroba, aktivasi pepsin, stimulasi empedu dan pancreatic juice
Stimulus: Ach, gastrin, histamin
 IF: bantu absorpsi B12
- Chief (zymogenic) pepsinogen: pepsin memecah protein menjadi peptida
- Enteroendokrin VIP & somatostatin
- G cell gastrin (mengatur sekresi lambung, ↑pengosongan lambung

 Faal
1. Fungsi motoris
- Penyimpanan makanan
- Mixing wave: mencampur makanan + retropulsichyme (setiap 20 detik)
- Pyloric pump: mendorong chyme ke duodenum, faktornya:
 ↑: gastrin, peregangan lambung
 ↓: peregangan duodenum, sekretin, CCK, GIP
2. Fungsi sekresi, 3 tahap:
- Cephalic, 20%
- Gastric, 70%
- Intestinal, 10%


DUODENUM
 Organ berbentuk “C”, distal dr gaster & melingkupi pankreas, 25 cm
 4 bagian: superior, desending, horizontal, asending
 Arteri: celiac trunk & SMA
 Vena: vena porta via sup. Mesenterik & splenik v
 Saraf: vagus & splanknik n
 Histologi: mukosa (SC, LP, MM), submukosa (Brunner’s gl: mukus), muskularis (sirlong), serosa (peritoneum)
 Sel2 khusus:
1. Absortive: mikrovili, digesti & absorpsi
2. Goblet: mukus
3. Paneth: lisozim (fagositosis)
4. Enteroendokrin
 Struktur khusus: plika sirkularis, vili, mikrovili

 Faal
1. Fx mekanik: segmentasi & peristaltis
2. Fx kimiawi: dengan enzim pancreas & intestinal (karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat
3. Fx absorpsi: hasil pencernaan CH, protein, lemak; vitamin, elektrolit, air
Sampai di sini, didapat kesimpulan bahwa:
1. pasien memiliki riwayat gastritis kronik (dr riwayat penggunaan jangka panjang NSAID dan nyeri epigastrik sejak 2 bulan)
2. Gastritis sudah berkembang menjadi ulkus duodenum (karena nyeri tidak menghilang setelah pemberian antasid & ranitidin ditambah lagi dengan hasil pemeriksaan PA + H.pylori yang merupakan agen utama penyebab ulkus)



Ulkus Peptikum
Ulkus peptikum adalah terbentuknya jejas pada lapisan mukosa GIT (>5mm) akibat adanya ketidakseimbangan antara faktor protektif mukosa dan faktor yg merusak (pepsin & as. Lambung) pada GIT), pada pasien kita terjadi di duodenum.


• Etiologi:
1. H. pylori
- Gram (-) batang, spiral, banyak flagela pada satu kutub motil
- Hidup pada suasana mikroaerofilik 37˚C selama 3-6hari koloni: translusen
- Media biak: skirrow’s dan media slektif
- Patogenesis:
 pH 6-7
 protease & fosfolipase: memodifikasi mukus
 urease: produksi amonia menetralkan asam
 motil pd mukus
 surface factor: induksi injuri
 adhesin: perlekatan
2. NSAID kronik PG↓
3. Lain-lain: infeksi lain, obat2an/toksin, obstruksi, Chron’s

• Faktor penentu:
1. Faktor Bakteri
2. Faktor host
- Respon inflamasi: neutrofil, makrofag, limfosit, sel plasma
- Aktivasi sel T Apoptosis
- Oksigen & nitrogen reaktif (dr neutrofil) epithelial turnover

Pada kasus kita, lesi awal diakibatkan oleh penggunaan NSAID kronik yang mengganggu sintesis PG dan bikarbonat sehingga:
1. 2nd defense mukosa & perbaikannya terganggu
2. Angiogenesis dan aliran darah ↓ repair ↓

Lesi awal ini yang kemudian memediasi infeksi oleh H. pylori sehingga berkembang menjadi ulkus.

...lihat mekanisme...

• Faktor resiko: merokok, genetik, tekanan psikologis, diet (alkohol dan kafein), dan penyakit kronis (CPD, CRF, dll)
Gejala & tanda lihat di mekanisme kasus

• Diagnosis:
- Anamnesis & pemeriksaan fisik
- Barium meal xRay
- Endoskopi

• Patologi
- 0.6-2 cm, bulat oval, batas ulkus sama tinggi dengan mukosa normal, dasar ulkus halus dan bersih
- Mikro: nekrosis aktif, inflamasi kronik, scarring, healing
- H. pylori biasanya (+)

• Treatment
1. Obat yang menurunkan keasaman lambung
- Antasida: basa lemah berinteraksi dengan basa kuat, menurunkan pH
- Antagonis reseptor H2 inhibisi kompetitif di sel parietal
- PPI memblok pompa proton
2. Obat untuk proteksi mukosa
- Sukralfat membentuk barier fisik
- Analog prostaglandin inhibisi as.lambung & melindungi mukosa
- Bismut ↑sekresi PG, mukus, bikarbonat, efek antimikroba
3. Operasi

• Komplikasi
1. Perdarahan
2. Perforasi
3. Obstruksi

• Prognosis
- Baik pengobatan tepat, ulkus sembuh dalam beberapa minggu
- Menancam jiwa tidak dilakukan pengobatan, muncul komplikasi

Pasien kita diberikan terapi berupa Triple Therapy, berupa 2 antimikroba + 1 PPI
1. Klaritromisin (makrolida)bakteriostatis & bakterisida: menghambat sintesis protein bakteri (translasi peptida)
2. Amoksisilin (penisilin) menghambat sintesis dinding sel bakteri, utk gram + & -
3. Omeprazol menghambat H+/K+ ATPase pada sel parietal, HCl ↓


Sekarang:
Karena pengobatan tidak tuntas...
Nyeri pada perut atas (14 jam, terus-menerus, tajam, dan makin parah)
Pucat, berkeringat, riwayat muntah
T: 100/60 (↓), N: 120x (↑), R: 32x (↑), S: 38.6 (↑)
Perut terdistensi, simetris
Aus: peristaltik lemah, Per: liver dal dengan timpani yang beragam, Pal: nyeri tekan difus, kaku otot abdomen, nyeri lepas
DRE: tonus sfingter lemah, mukosa intak, ampula penuh dan nyeri tekan ketika didorong ke atas Lab Darah: Hb↓, WBC↑, Hct↓, amilase↑, ureum & kreatinin↑
xRay abdomen:
- sup: ↑gas, dilatasi usus halus
xRay toraks: udara subfrenik +
Perforasi PERITONITIS

Pasien mengalami gejala akut abdomen

AKUT ABDOMEN
Adalah nyeri akut pada rongga abdomen dan membutuhkan pengobatan segera.
• Lokasi nyeri bergantung pada dasar embriologi (kesamaan inervasi)
1. Foregut nyeri epigastrk
2. Midgut nyeri periumbilikal
3. Hindgut nyeri hipogastrik
• Berdasarkan mekanismenya:
1. Viseral: stimulus pada organ atau peritoneum viseral
2. Somatik: iritasi peritoneum parietal, dimediasi oleh nervus spinalis
3. Refer: nyeri akibat stimulus dari tempat lain

Pasien kita mengalami nyeri somatic abdomen akibat iritasi pada peritoneum parietal dan viseral akibat perforasi ulkus peptikum.. peritonitis


PERITONITIS
Peritonitis adalah infeksi intra-abdomen yang mengakibatkan terbantuknya eksudat purulen di seluruh rongga abdomen

Peritoneum adalah membran serosa pada rongga abdomen
Histlogi: disusun o/ mesotelium dan jaringan ikat areola
2 lapis: visceral & parietal (diantaranya terdapat rongga peritoneum)
Lipatan utama:
1. Greater omentum
2. Lesser ---
3. Ligamentum falsiform
4. Mesenteri
5. Mesoderma

• Tipe peritonitis: primer, sekunder, tersier
1. Primer: infeksi hematogen & limfatik
2. Sekunder: infeksi dr organ sekitar
3. Tersier: infeksi intraabdomen transien, nasokomial

• Gejala & tanda lihat di mekanisme

• Diagnosis:
- Anamnesis, PE, lab, imaging

• Manajemen
- Operasi laparotomi pembersihan peritoneum & rongga dari pus dan sumber infeksi
- Suportif: O2, resusitasi
- Antibiotik spectrum luas
- Pengamtan terhadap infeksi sisa

Pada pasien kita, peritonitis dimanajemen dengan laparotomi akut dan pemberian antibiotik profilaksis

Perforasi kemudian dijahit dengan menggunakan omental patch, dan ulkusnya dibiopsi.

Pasien dirawat selama 1 minggu dan diberikan terapi Omeprazol 2x20 mg dan sukralfat (mukoprotektif, gel lengket yang bisa menempel pada dasar ulkus pada kondisi asam pH<4)>

Selanjutnya pasien diberi triple therapy lagi berupa Amoksisilin + klaritromisin + omeprazol selama 2 minggu 7 hari post-op pulang




>>ibu2 pekaka The Bugs.. semangat yooo belajar "jadi dokter"nya..huhu semoga SOCA bisa kita "bantai" dengan hasil yang membahagiakan, aamin^^


Hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula wa ni'ma nashir..

From Gina with LOVE… ^^

7 Langkah Mencuci Tangan

" ...ada tujuh langkah, untuk cuci tangan...
mulai dari depan
sampai ke belakang..
sela-sela jariii..
buku-buku jari..
kuku-kuku jarii..
jempol-pergelangan..."

ini lagu yang biasa diajarkan oleh mahasiswa kesehatan (FK, FKG, Keperawatan, Farmasi..) saat mengajari anak2 SD di tempat KKN..
Dinyanyikan dengan nada riang "Dua Mata Saya", hehe..

Mencuci tangan..
Kedengaran simpel, namun nyatanya sangat sulit untuk diaplikasikan...
Bahkan oleh seorang dokter sekalipun yang bekerja di rumah sakit (setelah membaca buku "Better"nya Atul Gawande yang bercerita mengenai kehidupan sehari-hari seorang dokter residen bedah dan cerita dari beberapa orang dosen di kampus).

Sederhananya seperti ini, apakah setiap habis memegang sesuatu yang kotor kita langsung mencuci tangan? atau sebelum makan? atau setelah pulang dari kampus (sebelum melakukan hal-hal lain di rumah atau tempat kost?). Nyatanya, di tangan kita banyak sekali kuman yang bermukim... sebut saja flora normal di tangan atau kuman2 lain yang kita dapat entah dari orang lain di sekitar kita yang sedang sakit, dari lingkungan kita, atau bahkan dari tubuh kita sendiri (misalnya menggaruk kulit kepala..) coba bayangkan kalau kuman2 itu mencapai dosis infeksinya (dosis minimal kuman sehingga bisa membuat kita terinfeksi-sakit).

disinilah pentingnya kebersihan tangan kita.. karena dengan mencuci -atau membersihkan- tangan kita memutus rantai infeksi itu... baik lewat saluran pencernaan maupun lewat saluran pernafasan...
Soooo, mari kita mulai membiasakan diri menjaga kebersihan -minimal- tangan kita...

nah, seperti pada lagu pembuka di awal tulisan, ada 7 langkah yang benar (yang biasa -seharusnya- digunakan oleh tenaga-tenaga kesehatan) untuk membersihkan tangan sehingga tidak ada lagi spot-spot yang terlewat untuk dibersihkan...






ini nih.. area-area yang sering terlewat saat mencuci tangan dengan teknik biasa (usap-usap bilas, hehe). area warna merah & biru itu yang biasanya terlewat.








ini 7-step-of-handwashing-nya.. (jangan lupa sediakan sabun dan air mengalir ya..)
Lebih afdhal sambil nyanyi lagu yang tadi di awal..biar ga ada yg kelewat.. :p

Jangan lupa setelahnya dikeringkan dengan handuk bersih dan kering..

Oya, kalau seandainya di sekitar kita jarang ditemukan water tap atau sumber air, bawa saja hand-sanitizer yang banyak dijual di swalayan... insyaAllah sama jitunya untuk membunuh kuman... :)

Selamat mencoba.. insyaAllah bisa mencegah penularan penyakit2 infeksi...^^

Vitamin C

Tahukah kamu???
Pasti semuanya sudah sangat familiar dengan vitamin yang satu ini... produsen obat dan makanan berlomba-lomba untuk memasarkan produk "high vitamin C"nya di TV2..

Sebenarnya, sejauh mana sih, kita mengenal zat gizi yang satu ini??


Vitamin C adalah vitamin larut air yang bentuk aslinya berupa kristal putih. Dalam keadaan kering, vitamin C sifatnya cukup stabil, namun dalam kondisi terlarut (dalam air), vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara yang menyebabkan vitamin C mengalami oksidasi (apalagi jika terkena panas).
vitamin C, atau nama lainnya asam askorbat, mudah diserap secara aktif dalam usus kemudian masuk ke peredaran darah. Vitamin C ini memiliki banyak fungsi di dalam tubuh, diantaranya adalah:

  1. Sintesis kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang memengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat (seperti tulang, gigi, pembuluh darah, kulit, dan tendon). Dengan demikian, vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan bawah kulit, dan perdarahan gusi.
  2. Penyerapan kalsium. Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi (karena memiliki pengaruh terhadap membran mukosa dan fungsi kekebalan).
  3. Mencegah kanker dan penyakit jantung. menurut literatur, hal ini kemungkinan karena vitamin C dapat mencegah pembentukan nitrosamin (yang sifatnya karsinogen, memicu pembentukan kanker). Vitamin C juga diduga dapat menurunkan trigliserida darah yang berperan dalam terjadinya penyakit jantung
Hal yang menarik adalah, Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk vitamin C hanya 75-90 mg per hari. konsumsi tinggi hingga 1200 mg per hari hanya diserap oleh tubuh sekitar 16% (sekitar 200 mg) saja, sisanya akan dibuang oleh tubuh melalui urin.

Pada tingkat konsumsi yang tinggi (500 mg atau lebih per hari), vitamin C akan dimetabolisme menjadi asam oksalat. Jika jumlah asam oksalat ini cukup banyak, maka akan meningkatkan resiko pembentukan batu ginjal. Jadi, konsumsi vitamin C dosis tinggi (apalagi sampai 1000 mg per hari) secara rutin tidak dianjurkan.


Pada kondisi tertentu, peningkatan konsumsi vitamin C terkadang dibutuhkan, seperti dalam kondisi stres psikologik atau fisik (misalnya pasca operasi, saat luka, panas tinggi), pada suhu yang tinggi, atau pada perokok. Sebenarnya, dengan konsumsi makanan dengan gizi seimbang sudah bisa memenuhi kebutuhan vitamin C harian kita (tidak membutuhkan lagi suplementasi vitamin C). Misalnya saja dari sayur2an dan buah2n. Hal yang menarik adalah, ternyata, kandungan vitamin C dalam dalam daun singkong (275 mg/100 gr daun singkong) jauh jauh lebih banyak daripada vitamin C dalam jeruk yang sering disebut-sebut sebagai sumber vitamin C yang tinggi (hanya sekitar 49 mg/100 gr), begitupula dengan sawi, kol, bayam, tomat, jambu, pepaya, mangga..

So... sebagai konsumen kita harus cerdas dalam menilai suatu produk. Seperti vitamin C ini.. Cari tahu dulu apakah kita betul2 membutuhkan suplementasi vitamin C atau tidak, karena salah2 malah akan merusak ginjal kita (dan akibatnya akan sangat fatal...)

sumber: Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama

tentang MEROKOK


the earlier you smoke, the earlier you'll die because of smoking..

Pada suatu kuliah umum yang dibawakan oleh dr. Ardini, beliau melemparkan satu pertnyaan pada salah seorang teman saya yg seorang smoker. "Apakah Anda memiliki keinginan untuk berhenti merokok dalam 6 bulan ke depan??" Saat itu kami belajar mengenai "Smoking Cessation" atau Penghentian merokok. Hmm, memang perubahan adalah suatu proses yang berkelanjutan dan berkaitan satu dengan yang lainnya. satu kata kunci. PROSES. Dalam proses, tentunya ada satu hal yang menurut saya paling penting , yaitu MEMULAI proses. Seperti apa yang disebutkan dalam teori perubahan transteori.

Sebenarnya saya lebih tertarik untuk membahas mengenai ROKOK itu sendiri daripada teori perubahan sikap yang tadi saya sebutkan...hehe.

Hmm.. mulai dari mana ya...??

Firstly, saya akan menceritakan beberapa fakta menggelitik mengenai rokok..
(siapkan diri, jangan sampai stress setelah baca artikel ini..hehe...)

Facts About SMOKING:

#1:

sekitar setengah dari semua perokok meninggal prematur karena penyakit yang disebabkan oleh merokok (Penyakit jantung koroner, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru, dll). Dan kematian yang ditimbulkan oleh penyakit2 tersebut adalah bukan kematian segera, artinya, seorang perokok akan mengalami pernyakit dan gejala2 yang parah sebelum kematian itu sendiri.

#2:
Seorang perokok berat memiliki angka kemungkinan hidup yang jauh lebih rendah daripada seoran non-smoker, sekitar 10 thun lebih singkat (menurut penelitian). Semakin muda seorang perokok memulai aktivitas merokoknya, semakin panjang kemungkinan ia merokok dan semakin pendek lagi angka kemungkinan hidupnya..



#3:
Rokok mengandung nikotin. Bad news for you, smokers.. nikotin adalah zat yang dapat menstimulasi otak. Ketika seorang perokok regular mengurangi konsumsi rokok, artinya nikotin dalam darah mengalami penurunan. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya gejala 'withdrawal' layaknya seorang pecandu obat2an yang sakaw saat konsumsi obat dihentikan. Gejala yang muncul diantaranya adalah cemas, gelisah, sakit kepala, mudah marah, rasa lapar, sulit konsentrasi..dan lain2. Gejala2 ini hanya bisa dihentikan oleh batang rokok berikutnya dan itu artinya, sekali seseorang merokok dia akan kecanduan dan akan terus menambah konsumsinya tiap harinya. Bayangkan! berapa uang yang habis hanya untuk 'mengundang' ribuan penyakit berbahaya akibat rokok..

#4:
Rokok juga mengandung TER. Ter ini bisa terdeposisi--mengendap di dalam paru-paru dan jika terbawa oleh aliran darah akan bisa sampai ke organ2 lain dalam tubuh dan juga membuat depositnya disana... Bayangkan saja..paru-paru kita, organ satu-satunya yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh sehari-hari, yang seharusnya bisa mengembang-mengempis dengan baik kehilangan elastisitasnya karena deposit-deposit itu. Tidak perlu repot-repot membayangkan deposit itu, coba saja bayangan kalau tepat di atas dada kita ada suatu benda yang menekan sehingga kita kesulitan bernafas. Apa yang akan terjadi? Bisa Anda bayangkan sendiri..


#5:
Rokok mengandung CO (karbon monoksida). CO akan 'berkompetisi' dengan oksigen untuk berikatan dengan sel darah merah untuk dibawa ke seluruh tubuh. Unfortunately, karbon monoksida ini memiliki daya ikat terhadap sel darah merah 3x lipat dibandngkan dengan oksigen. Akibatnya, sel darah merah kita akan cenderung memilih karbon monoksida itu untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Akibatnya bisa dibayangkan sendiri, sel tubuh kita kekurangan oksigen untuk metabolisme, dan akibatnya bisa terjadi kerusakan multiorgan.

#6:
Selain nikotin, CO, dan ter, rokok juga mengandung 4000 bahan kimia lainnya yang 50 diantaranya bersifat karsinogenik (memicu terjadinya kanker). Maka tak heran, banyak perokok yang meninggal akibat penyakit ganas ini. Sekali didiagnosis terkena kanker paru, menurut penelitian, seseorang tidak bisa bertahan hidup lebih dari 6 bulan.

#7:
Merokok bisa mengakibatkan terjadinya penyakit-penyakit mengerikan di bawah ini:

  1. Kanker Paru. Lebih dari 8 (dari 10) kasus kanker paru disebabkan langsung oleh merokok


  2. Penyakit Paru Obstruksi Kronis. Bayangkan kalau paru2 kita tersumbat proses pengembangan-pengempisannya karena menurunnya elastisitas paru.. Gejala yang ditimbulkan oleh PPOK ini tentu bukan gejala yang menyenangkan, tetapi gejala2 yang menyakitkan sebelum akhirnya seseorang meninggal karena PPOK. Lagi-lagi, lebih dari 8 kasus PPOK disebabkan langsung oleh merokok.

  3. Penyakit Jantung. Mungkin, semua orang juga sudah menyadari bahwa penyakit jantung adalah salah satu penyakit pembunuh. Sekitar 1 dari kematian akibat penyakit jantung disebabkan oleh merokok.

  4. Kanker Lainnya (kanker mulut, hidung, tenggorokan, kerongkongan, pankreas, kandung kemih, serviks, leukemia, dan ginjal). Tentunya, setiap organ memiliki fungsi vitalnya masing-masing. Dan silahkan dilihat sendiri apa fungsinya dan apa akibatnya jika ada sel ganas yang tumbuh pada organ2 vital ini.

  5. Gangguan Sirkulasi Darah. Zat-zat kimia dalam rokok bisa merusak pembuluh darah dan memengaruhi level lemak dalam pembuluh darah. Hal ini akan meningkatkan pembentukan "plak lemak" dalam pembuluh darah dan akhirnya terjadi pengerasan pembuluh darah. Plak lemak itu sendiri adalah penyebab utama terjadinya penyakit jantung (salah satu yang paling sering adalah penyakit jantung koroner). Plak lemak ini bisa menghambat aliran darah (dimanapun, di seluruh tubuh). Coba bayangkan, kalau yang tersumbat itu adalah pembuluh darah yang menuju otak. Dalam hitungan menit otak tidak teraliri darah, maka akan mengakibatkan stroke yang berujung pada kematian. Selain itu, bisa juga terjadi aneurisma atau pembengkakan pembuluh darah yang setiap saat bisa pecah dan mengakibatkan perdarahan hebat di dalam tubuh.

  6. Masalah seksual. Perokok memiliki kecenderungan untuk mengalami impotensi (kemandulan). Ini diakibatkan oleh gangguan pembuluh darah yang mengaliri organ vital seperti yang tadi sudah saya jelaskan.

  7. Penuaan dini. Perokok memiliki garis penuaan lebih cepat jika dibandingkan buka perokok. Hal ini sering membuat perokok jauh jauh jauh tampak lebih tua dari usia sebenarnya.

  8. Kesuburan menurun pada perokok (baik laki-laki maupun wanita)

  9. Menopause. Rata-rata, wanita perokok mengalami menopause 2 tahun lebih awal daaripada seharusnya.

  10. Kondisi-kondisi lain yang bisa diperparah oleh rokok: Asma, flu, demam, infeksi pernafasan, tuberkulosis, alergi rinitis, retinopati diabetik, hipertiroidisme, multiple sclerosis, neuritis optika, dan Chron's disease.

  11. Dan penyakit-penyakit lainnya yang terlalu banyak jika saya sebutkan satu per satu..

  12. Jika Anda perokok dan Anda sedang hamil, ini bahaya yang bisa ditimbulkan:


  • Keguguran

  • Komplikasi kehamilan: pendarahan selama kehamilan, lepasnya plasenta, kelahiran prematur, dan kehamilan di luar rahim (ektopik)

  • Berat Badan Lahir Rendah, rata2 200 gr lebih rendah daripada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang bukan perokok. Bayi prematur memiliki resiko infeksi dan penyakit yang lebih besar daripada bayi yang sehat.

  • Cacat Bawaan Lahir, seperti bibir sumbing

  • Bayi lahir dalam keadaan meninggal atau kematian dalam minggu pertama kehidupan (jika bayi lahir dengan selamat). Resikonya meningkat sekitar 1/3

  • Pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan bayi jangka panjang BURUK. Jika dibandingkan dengan bayi dengan ibu bukan perokok, bayi perokok cenderung lebih kecil, dan memiliki gangguan perkembangan (seperti lambat membaca, berhitung) dan memiliki kecenderungan untuk menderita asma.



Selain kerugian utnuk diri sendiri, ternyata tiap rokok yang Anda hisap juga merugikan ORANG LAIN disekitan Anda!
Diantaranya...

  1. Anak yang tinggal di rumah perokok memiliki resiko: menderita penyakit pernafasan, asma, PPOK, kanker paru. Selain itu juga bisa menghambat perkembangan dan anak akan memiliki kecenderungan untuk menjadi perokok saat dewasa.

  2. Perokok Pasif Dewasa: memiliki resiko yang SAMA BESARNYA dengan perokok untuk menderita kanker paru dan penyakit jantung. Dosen saya pernah bercerita mengenai rekannya yang perokok berat yang akhirnya kehilangan istrinya (yang sama sekali bukan perokok) akibat kanker paru. Bahkan, seorang perokok pasif lebih berbahaya jika kita lihat dari kasus tadi. Maka, apakah Anda ingin, istri, suami, atau anak2 Anda meninggal karena kebiasaan merokok Anda???? Dan untuk para wanita, saya sarankan



JANGAN MAU PUNYA SUAMI ATAU PACAR PEROKOK KECUALI JIKA MEREKA BENAR2 SERIUS AKAN BERHENTI MEROKOK.


Masalah lain seputar ROKOK:

  1. Nafas, pakaian, rambut, kulit, mobil, bahkan rumah Anda BAU ROKOK. Percaya atau tidak, mungkin Anda yang seorang perokok tidak akan menyadarinya, tapi orang lain IYA. Tanyakan jika tidak percaya..

  2. Indera perasa dan penciuman Anda berkurang fungsinya. Kenikmatan makan pasti berkurang.

  3. Merokok = MAHAL = BUANG2 UANG. Coba kalkulasikan pengeluaran rokok Anda dalam setahun, niscaya Anda terbelalak.



Hmm.. sampai di baris ini...apakah Anda masih memiliki keinginan untuk merokok????







Nah, sekarang saya akan memberitahu KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN yang bisa didapat dari BERHENTI MEROKOK:

Keuntungan yang bisa didapat dari berhenti merokok bisa langsung dirasakan. Resiko terkena penyakit2 berbahaya akan langsung berkurang dan poin intinya adalah, dll akibat rokok.








Timeline Keuntungan dari segi KESEHATAN yang akan didapat jika berhenti merokok:













Setelah...
Manfaat Kesehatan...
72 jam
Bernafas lebih mudah. Bronkus mulai relaks dan level energi meningkat.
1 bulan
Penampilan kulit membaik karena aliran darah ke kulit membaik.
3–9 bulan
Batuk, bengik, dan masalah pernafasan membaik serta fungsi paru-paru mulai meningkat 10%.
1 tahun
Resiko serangan jantung menurun hingga 50% dibandingkan perokok.
10 tahun
Resiko kanker paru menurun hingga 50% dibandingkan perokok.
15 tahun
Resiko serangan jantung menurun lagi hingga sama dengan level orang yang tidak pernah merokok.

Keuntungan lain yang bisa diperoleh:






  • Infeksi pernafasan dan demam lebih jarang

  • Bau rokok hilang dari nafas, pakaian, rambut, dan wajah Anda

  • Makanan dan minuman terasa lebih enak

  • Secara ekonomi, bisa Anda hitung sendiri perbaikan yang bisa terjadi.

  • Akan merasa jauh lebih baik..

Maka, tunggu apa lagi?? Semakin cepat Anda berhenti merokok, maka semakin cepat pula perbaikan kesehatan yang bisa Anda raih...insyaAllah..^^







statistika

Entri Populer

Mutiara Illahi

"Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahayanya adalah ibarat misykat yang didalam misykat itu ada pelita yang besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu laksana bintang yang bercahaya sekilau mutiara. Ia dinyalakan dengan minyak dari pohon yang penuh barakah. Pohon zaitun yang tumbuh bukan di timur tidak pula di barat. Yang minyaknya hampir-hampir menyala meski tiada api yang menyentuhnya. Cahaya diatas cahaya! Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang Ia kehendaki. Allah membuat perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala."(Q.S. An-Nur 35)

komenkamu


ShoutMix chat widget

inget Allah yuk..

The Traveller..

Foto saya
Manusia biasa yang ingin menjadi luar biasa. Tidak biasa tapi ingin membiasakan diri menulias... Masih kuliah, dan masih agak lama sepertinya untuk lulus.. Tapi yang namanya proses itu harus dinikmati.. So,i enjoy my journey to be a doctor..^^

waktu terus berlari..

Follower