Tampilkan postingan dengan label Pelajaran Berharga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran Berharga. Tampilkan semua postingan

Realita dan Takdir

Hmm...

Tidak jarang kita, sebagai manusia merasa yakin bisa meraih sesuatu yang kita sudah usahakan. Sering merasa telah berbuat yang terbaik dan yakin akan menembus goal yang sudah kita tentukan. Tapi ternyata, hidup kita ini bukan sekedar perwujudan rencana, usaha, serta kerja keras kita sebagai pelakon didalamnya. Ada kekuatan besar tak terhingga yang ikut menentukan nasib kita. Pada akhirnya, sesuatu yang sangat kita takutkan datang menghampiri kita. KEGAGALAN.

Mungkin tidak jarang kita mencecar sesuatu yang sudah digariskan olehNya untuk kita.. Merasa Allah tidak adil-lah, merasa hidup itu kejam-lah, merasa semuanya seolah sedang berkomplot untuk menjatuhkan kita, dan berbagai persepsi lain yang timbul ketika menghadapi kegagalan.

Kegagalan juga merupakan bagian dari kehidupan yang harus kita terima dengan besar hati. Bagian dari skenario yang sebenarnya kita belum tahu akan menjadi seperti apa ujungnya. Ada satu konsep yang harus kita pahami dengan sederhana, yaitu TAKDIR.

Kita mungkin merasa bahwa kegagalan kita adalah suatu kemalangan yang sangat menakutkan. Atau suatu mimpi buruk yang membuat kita berharap akan terbangun darinya dan terlepas dari rongrongannya.. Saat perasaan seperti itu datang, sebenarnya kita sedang tidak meyakini bahwa Allah memberikan segala sesuatu yang terbaik untuk kita, bukan yang kita inginkan. Kita sering terlupa, bahwa Allah sudah membeberkan pada kita dengan jelas di Al-Qur'an surat Al-Baqarah 216:

"...Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak megetahui."

Ya, pasti kegagalan itu rasanya pahit. Tapi sekali lagi, kita tidak mengetahui apa yang sedang Allah rencanakan dibalik itu semua. We know NOTHING.
Ibaratnya durian, kita memandang durian sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan ketika kita hanya melihat duri2 tajam yang sakit bila menusuk tangan tanpa mengetahui bahwa rasa durian didalamnya sangat enak (meskipun saya bukan penggemar durian.. :D).

Maka, yang harus dilakukan ketika menghadapi kegagalan adalah "membuka kulit yang tajam itu" agar kita bisa mengecap manis buahnya. Pahami konsep tadi, bahwa yang sudah terjadi adalah yang terbaik yang Allah gariskan untuk kita. Jika kita memahami konsep takdir ini, maka kita pasti akan memperoleh kebaikan yang teramat banyak.

“Landasan setiap kebaikan adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi.” (Ibnul Qayyim dalam Al Fawaid, hal. 94).

Dan, apapun yang Allah takdirkan pastilah bukan sesuatu yang sia-sia,

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq.” (QS. Ad Dukhan: 38-39)

Jika kita menghadapinya dengan sabar, niscaya akan terlihat kemudian buah dari kegagalan kita yang boleh jadi lebih baik daripada yang kita harapkan sebelumnya.

Setelah kita memahami konsep takdir barusan, tentu saja ada step berikutnya yang harus kita lakukan, berusaha untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab kegagalan kita. Pastinya kita tidak ingin menjadi orang yang gagal berkali-kali atau bahkan terjatuh ke dalam lubang kesalahan yang sama. Mengidentifikasi penyebab keagalan yang kita alami bisa jadi membuka kembali rasa sakit hati kita akan kegagalan itu. Tapi, setelah itu yakinlah, kalau kita justru akan lebih aware ketika menemukan situasi yg serupa dengan kegagalan itu di kemudian hari dan bisa lebih mengantisipasinya.

Selanjutnya, tentunya kita harus bekerja lebih keras lagi untuk meraih yang lebih baik, dan tidak berputus asa untuk meraih apa yang belum dan yang ingin kita raih. Biasanya rasa sakit kita akan kegagalan yang dialami bisa sembuh ketika kita meraih suatu keberhasilan yang baru. Ketika rasa sakit dan kecewa kita hilang, akan ada ruang yang lebih luas bagi kita untuk lebih melangkah ke depan.

Terkhir, yang paling kuat dari semua kekuatan yang kita miliki dan sebagai penyempurna ikhtiar kita adalah berdoa agar diberi output yang terbaik menurut Allah.. Ketika kita meminta yang tebaik dan meyakini akan dikabulkan, insyaAllah kita akan bisa menerima dengan lapang apapun itu hasilnya. Kalau itu adalah hasil yang kita harapkan, maka kita akan bersyukur dan sebaliknya, ketika hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan, maka hati kita akan tenang karena meyakini itu semua adalah pemberian dari Allah.

Pada akhirnya, kegagalan yang kita takuti itu justru akan membuat kita lebih matang dan bisa membuat hidup kita move forward ^^

(Dilarang) Membenturkan Dua Kebaikan!!

suatu sore, menjelang ujian gigi-mulut (yang hanya dipelajari selama 4 hari).. berkecamuk perang dalam batin saya.

"Sore ini, ada jadwal ngaji pekanan saya, dan saya sudah tidak datang pekan lalu karena ada teman yang datang dari Jogja.. Ingin sekali rasanya datang ke pengajian pekanan itu karena ingin bertemu teman2 yang selalu mencharge kembali diri saya.

tapi..

Besok ujian gigi-mulut, dan saya merasa sangat tidak siap dengan waktu belajar di bagian gimul yang hanya 4 hari. Kasus belum selesai dibaca semua, apalagi bahan ujian yang 'konon' katanya akan keluar besok. Saya ingin maksimal di bagian-bagian kecil (yang sangat lebih memungkinkan kami -koas- untuk mendapat nilai yang baik -A-)"

bingunglah saya, sempat terpikir untuk izin saja dari ngaji pekanan itu, tapi ada perasaan sayang juga kalau sampai tidak datang 2 pekan berturut-turut.

Saya hubungi teman yang sama-sama ada dalam satu kelompok, mencari-cari pembenaran untuk tidak hadir.. Siapa tahu teman saya itu juga tidak akan hardir dengan alasan yang mirip -atau- dengan alasan yg lebih ringan daripada perkara ujian saya, sehingga saya tidak terlalu merasa bersalah jika tidak hadir.
Apalah dikata, 2 orang teman yang saya hubungi mengatakan kalau mereka akan hadir. Pupuslah harapan saya untuk mendapat (memuncul-munculkan) alasan untuk izin.

Sampai jam 3 sore, saya masih bimbang..
Saya mencoba mengulur waktu sambil menunggu teman yang akan berangkat sama-sama..
Siapa tahu tiba2 teman saya itu ada urusan lain dan akhirnya tidak datang, jadi saya tidak usah datang juga dan bisa fokus untuk ujian esok harinya..

Ternyata, setelah jam setengah 4, teman saya tersebut datang,
ya, apa boleh buat.. pergi sajalah, saya pikir..

Di sepanjang perjalanan, akhirnya saya tersadar dan malu atas sikap saya yang sebelumnya itu..
Saya merasa seperti orang yang tidak percaya akan adanya Allah, dan janji-Nya bahwa Ia akan menolong orang-orang yang menolong agama-Nya dan meneguhkan kedudukan mereka. Apalah arti ikhtiar saya kalau Allah tidak ridha dengan itu semua...?? Allah akan dengan sangat mudah membuyarkan segala macam persiapan saya atau sebaliknya, mendatangkan pertolongan yang tidak terduga.

Astaghfirullah, malu sekali rasanya kalau mengingat kelakuan saya sebelumnya, menjadikan persiapan ujian (yang merupakan suatu kebaikan) dengan pengajian pekanan saya (yang juga merupakan kebaikan..) sebagai dua hal yang saling berbenturan, atau kasarnya, salinga menghambat satu dengan yang lainnya.

Ya, alhamdulillah, akhirnya saya bisa pergi ke tempat pengajian pekanan itu dengan tanpa perasaan berat. InsyaAllah, pergi mengaji pekanan adalah suatu kebaikan, dan saya yakin Allah akan mendatangkan kebaikan yang lain sebagai hadiahnya.. Harapan saya, semoga malaikat mendengar do'a dalam hati kecil saya sepanjang pengajian berlangsung, dan menyampaikannya pada Allah langsung "Ya Allah, mudahkanlah ujian kami besok, mudahkanlah ujian kami besok..." Bukankah malaikat sangat senang menaungi majelis2 ilmu?? dan bukankah do'a malaikat adalah do'a yang tidak mungkin tertolak karena malaikat adalah makhluk Allah yang sangat taat dan dekat dengan Allah?? InsyaAllah, saya yakin akan ada kemudahan saat ujian.. dalam hati saya bergumam.

Maka terlarutlah saya dalam pengajian pekanan saya, sampai akhirnya sudah sedikit larut malam saat kami selesai pengajian dan pulang ke rumah masing-masing.
Saat itu, hujan sangat deras. Saya cukup kebasahan karena payung yang digunakan kecil, tapi dipakai untuk berdua..
Sesampainya di rumah, bersih-bersih, solat.. dan terbayangkanlah apa yang terjadi setelah hujan-hujanan dan kelelahan??

TIDUR!!

ya, saya tertidur dengan suksesnya di atas catatan-catatan gigi-mulut saya.. tanpa terbaca sedikitpun!!

Keesokan harinya, seperti biasa bangun untuk shalat Subuh, dan terbayang betapa paniknya saya saat itu menyadari di dinding jam sudah menunjukkan pukul 04.25 dengan catatan yang belum terbaca sama sekali. Paniklah saya.. sesudah shalat subuh mencoba untuk memulai belajar (paling tidak).tapi nyatanya kawan2, lagi-lagi saya tertidur!!

Hey! i was so angry to myself at that moment.. why cant you -my eyes- tolerate me just in a couple hours before the exams??! Oh God, it's terrible. Because then, i woke up (for the 2nd time) in 6.30 and i will have the exam started at 8.
Can u imagine that????!!

I was sooo stressful!!!! Aaaaaaaaaaaaaaaaargh!! how come??! Then finally, i went to the hospital with almost zero preparations the day before.. Oh please Allah, give me some miracle.. I need it right now.. hikks.

Jam 8 kami dipanggil masuk ke dalam ruangan ujian.. kemudian kami diminta untuk memilih satu dari 6 kertas yang berisi skasus-kasus yang berbeda. Ya Allah, bimbinglah penglihatan tangan saya untuk bisa memilih kertas yang terbaik.. .

dan terambillah satu kertas..
tegang sekali rasanya (karena persiapan butut itu..=.=')
dan setelah dibalik..
diintip..
dan dibaca..

Subhanallah!! kasus yang saya dapatkan adalah kasus yang kemarin saya kerjakan saat memeriksa pasien! Persis pisan dan sangat khas menuju ke satu diagnosis.. Alhamdulillah ya Allah, saya sangat bersyukur.. Paling tidak kasusnya adalah kasus yang lumayan saya pahami (karena saya yang membawakan presentasi saat itu..).
Saya merasa sangat dimudahkan saat ujian.. dengan soal yang terkuasai, penguji yang baik, dan sisa ingatan yang lumayan berguna untuk menjawab soal-soal..
padahal saya tidak belajar sama sekali!

Alhamdulillah, mungkin ini salah satu janji yang Allah tepati,
jika kita memperjuangkan agama Allah, maka Allah akan menolong kita..
dan satu hal terpenting,
tidak boleh ada lagi cerita mengenai membenturkan 2 hal yang sama-sama baik. Yakinlah, kalau suatu kebaikan insyaAllah akan mendatangkan kebaikan yang lain.

Wallahu a'lam.

Poster Ilmiah Pertama Sayaa!!

yap.. untuk mengabadikan momen langka -dimana saya bisa berkompetisi dengan orang2 hebat di angkatan-, maka saya memutuskan akan mempublish hasil penelitian saya ini.

Meskipun rasanya tingkat kemenarikan penelitian saya sangat minimal, nampaknya.. hehe.

My very first experience... C.U.P.U abis..
jadi, jangan tertawakan saya.. hehe


oya, pengalaman saya presentasi poster... di depan para penguji (Prof. Dany Hilmanto, Prof. Sri Hartini, dan dr. Nadjwa).. rasanya seperti lebih 'dikuliti' daripada waktu sidang skripsi.. ditanyai, diulik, dan dikritik dalam banyak aspek.. mulai dari konten sampai penyajian posternya, heu..
dan sensasinya, seperti seorang pramuniaga yg sedang mempromosikan produknya.. berusaha keras agar para penguji jatuh hati dan tertarik pada produk -penelitian- saya.

Alhamdulillah, para prof yg baik hati itu memaklumi bahwa saya adalah seorang newbie dalam urusan ini.. Jadi, meskipun dikuliti, saya merasa sangat senang karena bisa belajar banyak hal dari beliau2 yg sangat expert itu & dari teman2 sesama penyaji poster.. terus juga, saya merasa pekerjaan saya sangat diapresiasi (terlepas dari keberminatan para penguji & adik2 mahsiswa yg menyaksikan perhelatan ini).. more than i expected.. entah mengapa terharu banget.. :')

yah, pengalaman pertama..semoga bukan jadi yg terakhir.. meskipun definitely saya ga pernah bercita-cita jadi dokter researcher..tp selalu ingin jadi klinisi.. :D


what a wonderful experience, alhamdulillah ^^
udah g mikirin menang apa kalah... (yg penting balik modal.. 100rb buat ngeprint poster.. hahaha)


Time goes...


I stay...


What a waste..

Segenggam Garam Kehidupan



Ada seorang tua yang bijak. Suatu pagi ia kedatangan anak muda. Langkahnya gontai. Air mukanya ruwet. Ia seperti sedang dirundung masalah. Anak muda itu menumpahkan semua masalahnya. Pak tua yang bijak mendengarkan dengan seksama. Setelah tamunya tuntas bercerita, tiba – tiba orang tua itu mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas. Diaduknya perlahan.

“Minum dan katakan bagaimana rasanya!” kata Pak Tua itu singkat.

“Puih…!” Sang tamu meludah ke samping. “Asin sekali. Tenggorokanku seperti tercekik,” kata Si Pemuda lagi.

Pak Tua itu tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya ke tepian telaga di dalam hutan tak jauh dari tempat tinggalnya. Pak Tua itu menaburkan segenggam garam ke telaga. Dengan sepotong kayu diaduknya telaga.

“Ambil air dari telaga ini dan minumlah!” Setelah Si Pemuda selesai meneguk air itu Pak Tua bertanya, “Bagaimana rasanya.”

“Segar,” jawab pemuda itu.

“Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”

“Tidak.”

Pak tua itu tersenyum bijak. Ia tepuk punggung Si Pemuda dengan lembut. Dibimbingnya anak muda itu duduk bersimpuh di sisi telaga.

“Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layak segenggam garam. Tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya sama, dan memang akan tetap sama,” Tutur Pak Tua.

“Tapi, kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung pada wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan terasakan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”

Pak tua menatap Si Pemuda lembut. “Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas. Buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”

(Taken from “Kekuatan Cinta”, Irfan Toni Herlambang)

Baca deh bukunya,,, bagus banget!! =)

Kerja Keras Itu...

25 Januari 2008

Siang ini, di kantin, seperti biasanya saya melihat bapak tua itu. Bapak tua yang setiap harinya berjualan Koran Pikiran ****** di lingkungan kampus. Seperti biasanya, bapak tua itu mulai menjajakan korannya. “Neng, korannya Neng…”

Sedih rasanya tiap melihat bapak itu. Jika bisa, ingin rasanya saya memborong semua korannya sehingga bapak itu bisa cepat pulang ke rumahnya dan beristirahat saja di hari tuanya. Kalau dikira-kira, mungkin usianya sudah sekitar 65-70 tahun. Hhh…saya jadi sering menebak-nebak apakah bapak tua itu punya anak atau cucu yang sebenarnya bisa menopang hidup bapak itu di masa tuanya. .

Satu hal yang saya kagumi dari beliau adalah kerja kerasnya. Disaat kakek2 seusia beliau yang bernasib sama dengan beliau memutuskan untuk meminta-minta di pinggir jalan, beliau tetap berfikir untuk berusaha mendapat uang dengan cara yang baik. Kalau hari ini saya melihat beliau berjualan Koran, di hari-hari OSPEK saya melihat beliau berjualan pita dan tali sepatu warna-warni. Lalu di hari lainnya beliau berjualan alpukat di sekitar kampus UNPAD, bahkan beliau juga pernah menjajakan madu botolan. Subhanallah…semangat seakan tak pernah lekang dari wajah tuanya yang sudah keriput itu…

Saya malu jika membandingkan diri saya dengan beliau. Dengan segala kecukupan dan fasilitas hidup yang diberikan oleh orang tua, saya masih sering bermalasan. Entah itu untuk belajar, atau another little thing yang sebenarnya sangat mudah untuk saya lakukan. Selalu ada celah untuk menanti-nanti pekerjaan. Selalu ada alasan untuk melarikan diri dari pekerjaan. Hfff…

Hayu ah berubah… malu juga kalah sama kakek2.. ;)

Got the point??

(Terlalu) Banyak Celah Untuk Bersyukur^^

.:Repost tulisan tanggal 25 Januari 2008:.

Sore ini, sepulang kuliah, saya buru-buru pulang ke tempat kost. Jam tangan sudah menunjukkan pukul 15.30 saat saya keluar dari kamus. Yap! Harus bersegera nih, berencana untuk pulang ke Bekasi setelah mengambil beberapa barang di tempat kos.

Jam 16.00, saya keluar dari tempat kost. Mencapai daerah Cicalengka dengan angkot untuk kemudian menunggu bis Bud**an dari arah timur. Haha, beruntung sekali saya kali ini. Biasanya perlu sekitar 30menit untuk menunggu yang dinanti-nantikan datang. Saya bersegera naik. Culsng-cileung di dalam bis,,,mencari kursi yang kosong. Ja…Cuma ada satu kursi kosong di belakang. Itupun terlihat sangat sempit karena bapak2 yg duduk di belakang ‘menghabiskan’ satu porsi itu untuk kenyamanan dirinya masing-masing. Terpaksa duduk di kursi paling belakang..dengan bapak2 di kana-kiri saya.

Bispun mulai melaju. Sejak tad saya sudah merasa kurang nyaman dengan posisi duduk saya. Saya sama sekali tidak bisa menyandarkan diri saya ke kursi dan ditambah dengan porsi kursi saya yang sangat sedikit membuat saya duduk hanya dengan separuh kursi. Daripada saya menunggu bis lain dan sampai di Bekasi lewat maghrib, lebih baik saya bersabar… Pikir saya.

Dua jam di dalam bis membuat punggung saya terasa sangat sakit juga ketidaknyamanan lain akibat penumpang yang duduk di paling pinggir mulai membuka jendela sehingga angin mulai membuat saya mual. Padahal bis AC nih… hfff, saya terus menggerutu dalam hati. Benar-benar perjalanan yang tidak menyenangkan.

Untuk mengusir rasa kesal, saya mulai menyalakan MP3 yang memang sengaja saya bawa. Lagu demi lagu berputar, sampai akhirnya terdengar satu lagu nasyid yang bahkan judulnya pun saya tidak tahu..hehe, tulisannya sih track 02. Tapi saya suka lagu ini…

….060924_muslim

Berjalan di sekeliling alam sepanjang perjalanan

Jemu kala ku membaca pesan kebesaran Illahi

Segalanya telah nampak sempurna

Gunung, lading, air, angkasa raya

Hanya satu kata yang bisa kuucap

Maha suci Allah pencipta alam semesta ini..

Berarak pohon di tepi jalan sepanjang perjalanan

Sejuknya sampai hinggapi hati membuatku bahagia

Segalanya telah nampak sempurna

Gunung, ladang, air, angkasa raya

Hanya satu kata yang bisa kuucap

Maha suci Allah pencipta alam semesta ini..

****

Terdiam…

Hmm, saya mulai memperhatikan sisi jalan tol yang saya lalui. Scene-nya persis lagu yang saya dengar. Pohon-pohon dengan gagahya berdiri di sepanjang jalan.. Sawah…kebun teh.. Subhanallah indah meski hanya pemandangan dari jalan tol. Hiang sedikit demi sedikit rasa kesal saya.. brganti rasa takjub yang luar biasa seakan-akan saya tidak pernah melihat pemandangan seperti ini sebelumnya.

“.. memang luar biasa perkara seorang muslim. Apabila ditimpa musibah dia bersabar, apabila diberi nikmat dia bersyukur..”(ini bukan kata saya loh..tapi isi hadits, Cuma saya agak lupa redaksi kata-katanya..afwan^^)

Seseorang pernah berkata, “di setiap waktu yang kita jalani, hanya dua hal yang harus kita lakukan untuk menyikapinya. Bersyukur saat diberi nikmat dan bersabar bila diberi musibah”. Jadi di setiap waktu yang kita lalui, tanyakanlah pada diri kita, apakah kita sedang bersyukur atau bersabar??? Saat saya menulis ini jelas saya seharusnya sedang penuh dengan rasa syukur. Bersyukur masih diberikan tangan dan mata serta hati sehingga saya bisa menuangkan isi pikiran saya ke dalam tulisan. Karena beberapa saat yang lalu, saya baru saja menonton sebuah film tentang dokter yang pasiennya mengalami pembusukan di tangan akibat diabetes yang dideritanya sehingga tangannya terpaksa diamputasi untuk tindakan live saving. Tidak pernah terbayangkan oleh saya hidup tanpa tangan… Alhamdulillah…masih punya tangan..lengkap lagi^^

Most of all, pada dasarnya, hal2 yang harus kita syukuri lebih banyak daripada yang harus kita sabari. Bahkan Rasulullah saw.yang sudah dijamin Allah masuk surga tertinggi sekalipun masih menjalankan shalat sampai kakinya bengkak2. Ketika ditanya oleh Aisyah ra.mengapa beliau masih melakukan hal itu padahal sudah dijamin masuk surga, beliau menjawab dengan mantap “Apakah aku tidak boleh bersyukur??”

Astaghfirullah..saya yang manusia biasa aja masih sering lupa bersyukur… Termasuk ketika saya mengalami hal yang tidak mengenakkan ini. Bukannya bersabar, saya malah marah-marah dalam hati. Astaghfirullah…

Mengingat Pemupus Kenikmatan itu Penting, Kawan!


Suatu hari Rasulullah saw. Menggambar di atas tanah, sederhana, hanya goresan gais – garis. Tapi makna gambar ituyang luar biasa. Dengan gambar itu sebuah aksioma tentang perjalanan hidup menjadi sangat jelas, mengundang renungan, sekaligus menggugah kesadaran bagi siapa saja yang mau sadar.

Pertama, Rasulullah saw menggambar garis lurus. Setelah itu beliau menggambar garis yang membentuk kotak, yang salah satu sisinya memotong garis lurus tersebut, sehingga setengah garis tersebut ada yang berada di dalam kotak sedangkan sisanya berada di luar. Rasulullah saw. Menjelaskan, garis lurus itu ibarat keinginan manusia, harapannya, cita – citanya, juga mungkin obsesinya. Sedang gambar kotak yang memotong garis lurus tersebut adalah ajal manusia yang telah ditetapkan.

Kalau saja tiap hari, tiap jam, tiap menit dan detiknya kita bisa terus mengingat sang pemutus kenikmatan itu, sungguh beruntungnya kita.

Saat kita ingat kematian, sungguh kita bisa mengingat kesalahan – kesalahan kita, baik pada orang – orang di sekelilling kita, atau bahkan dosa yang pernah kita lakukan dalam mengabaikan perintah 4jjl, hingga kita menangis dengan hebatnya berharap dosa – dosa kita diampuni.

Saat kita ingat kematian, kita bisa melakukan ibadah2 lebih baik dari biasanya, mengejar sunnah2 yang jarang sekali kita jalani, berharap maut akan menjelang saat itu juga, saat kita sedang melakukan suatu ketaatan.

Saat kita ingat kematian, kita bisa belajar dengan sangat tekun

Saat kita ingat kematian, kita bisa berbuat baik pada orang tua, takut jika orang yang kita cintai itu lebih dulu meninggalkan kita ketika kita sedang menentang mereka.

Saat kita ingat kematian, tidak ingin rasanya kita berbuat hal2 yang tidak Allah sukai, takut jika kita meninggal dalam keadaan tidak baik, su’ul khatimah.

Saat ingat kematian, kita akan mencintai keluarga kita, teman – teman kita, dan orang2 yang kita sayangi dengan lebih tulus

Saat kita ingat kematian, semua tingkah laku kita akan lebih terkendali…

Perjalanan hidup mengejar bahagia di dunia, dengan segala suka dukanya, tak jarang melenakan. Manusia banyak lupa bahwa di sela keinginannya yang panjang terselip detik2 kematiannya. Seringkali manusia tertipu, seakan hari- harinya masih sangat panjang..Seakan segala harapannya masih punya waktu yang tanpa limit. Padahal, akan dating, pasti, ajal yang akan memengal segala harapannya itu, layaknya kotak yang memotong garis lurus..

Mengingat mati ≈ mengingat 4Wl

Wallahu a’lam bishshawab….

Perbanyaklah mengingat – ingat pemupus kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi)

Kita Boleh Lelah, Tapi Kita Tak Boleh Berhenti!!


Membaca tulisan yang dibuat oleh salah seorang ikhwah di kampus. Awalnya, saya biasa saja membaca tulisan ini. Tapi, setelah untuk kedua kalinya membaca tulisannya di rumah saya baru tersadar bahwa tulisan ini sangat merefleksikan apa yang terjadi pada saya dan teman-teman yang berjuang bersama saya.Tulisan ini beliau tujukan untuk kami. Saya menangis. Tak bisa berhenti. Bahkan saat saya menulis tulisan ini, air mata saya masih mengalir deras.


Ya, kita tak boleh berhenti

Apapun rintangan yang memaksa kita untuk mengerahkan energi lebih banyak untuk bergerak.

Apapun masalah yang membatasi tiap diri kita untuk berjuang

Apapun yang kita rasa masih sangat kurang dalam diri kita masing-masing

Sungguh, kita tak boleh berhenti walau sejenak

Karena apa yang sedang kita perjuangkan adalah sesuatu yang besar

Sesuatu yang bisa membawa kita ke surgaNya

Tempo hari boleh jadi kita merasa lelah

Hingga kelelahan itu menelan diri kita bulat-bulat dengan apa yang dinamakan kelemahan

Hingga kelelahan itu membuat sendi-sendi di tubuh kita seolah terlolosi satu per satu

Hingga kelelahan itu memisahkan diri kita dengan hakikat diri kita yang sesungguhnya

Sungguh, kita tak boleh berhenti

Boleh jadi kita merasa lelah, dan kita sadar betul akan hal itu

Tapi kita harus mengisi diri kita lagi

Dengan ruhiyah yang mantap

Dengan tekad yang bulat

Dan komitmen yang kuat

Kita tak boleh berhenti!!!

Sampai ajal yang akan mempertemukan kita insyaAllah denganNya

Sehingga hari ini, hari kemarin, dan hari pertemuan kita, akan menjadi sesuatu yang paling kita banggakan di hadapanNya

Yang bisa mempertemukan kita kembali untuk saling melepas rindu di surgaNya kelak

Aamin…

Ini (bukan) Politik Indonesia




Suatu hari, khadimat yang biasa bekerja di rumah bercerita pada nenek saya.

"iya Bu, tadi ada orang dari partai h***** datang bawa uang...buat pilpres, katanya.."

MasyaAllah..belum resmi keluar nama capres-cawapres, udah ada aja praktek moneypolitics...ckckc..

Semoga Allah mengampuni..

TEKAD

...ini tulisan kiriman dari orang yang sangat saya sayangi. Orang yang telah mengantarkan saya pada indahnya tarbiyah, mengenalkan saya tentang dakwah, dan pengorbanan. Meskipun sudah jarang bertemu, namun teteh yang satu ini akan tetap di hati... Luv u teh N...
TEKAD

Menyadari keangkuhan dan kesombongan

Yang mengangkangi dan menindas dunia Islam
Ada yang harus disiapkan
Keikhlasan diri, Kebulatan tekad, Kekuatan jasad,
Menyikapi kehancuran yang melanda dunia Islam
Di tengah kelesuan, kelemahan, dan tidur panjan umat Islam
Langkah yang dilakukan harus penuh kesungguhan
Bukan semata bicara panjang lebar,
tanpa kerja yang nyata,
Atau semata mengungkapkan kebobrokan
Namun dengan penuh ragu dan kecenderungan
Adalah memantapkan diri,
Bahwa kesabaran adalah cambuk,
untuk menegakkan keadilan
Merenungi langkah yang harus dilakukan
untuk masa depan dunia Islam,
Ada yang harus dilakukan, ada yang harus ditegaskan
Kemantapan diri – kekuatan tekad –
Kemurnian asas – dan kejelasan tujuan
Saudaraku,
Semoga setiap tarikan nafas, denyut jantung,
getar sukma, dan jerit jiwa kita,
Selalu kita persembahkan untuk Islam
Semoga Allah senantiasa mengistiqamahkan dan
memberikan taufiq kepada kita semua
Semoga jalinan ukhuwwah ini menjadi sesuatu yang indah
yang tak terlupakan dan kekal sampai di jannah-Nya kelak
Aamin..

what an experience!

Pernah ga teman2 mengalami pengalaman “mistis” seperti yang pernah saya alami?? check this story out!

***

Suatu malam yang sepi di kosan…

Detak jam dinding luar biasa terasa hentakannya malam ini. Entah mengapa. Tidak seperti bisanya. Mungkin karena suasana di luar kosan sudah mulai senyap. Para ibu sudah berhasil menidurkan anak2nya yang sedari tadi rewel. Tetangga yang tadi masih saya dengar suara lantunan lagu dari laptopnya pun nampaknya sudah mulai terlelap. Bu Iroh, Bu Utey, mungkin juga sudah terlelap di rumahnya masing-masing.

Saya? Masih terjaga.

Sampai akhirnya saya putuskan untuk mengakhiri kesendirian ini dan bergabung bersama yag lainnya di pulau mimpi.

Bantal dan guling sudah sejak tadi meraung-raung memanggilku.

Okai. Saya akan tidur sekarang….

..bersiap…

Menarik selimut..

Dan nampaknya malam itu, dalam htungan detik saya langsung memejamkan mata.

“Have a nice dream…sweety….” (just talking to myself..)

Hitamputih..abuabu..

Atau berwarna??

Entahlah..

..

Pemandangan hitam-putih atau entah berwarna..

Sampai ahirnya saya terbangun. Kaget. Panik. Takut. Lelah. Dyspnea. Langsung berubah posisi dari posisi tidur menjadi terduduk lemas di atas kasur.

“Astaghfirullah…”

Mata menerawang ke sekeliling kamar, mengingat pemandangan entah hitam-putih atau berwarna yang beberapa saat yang lalu saya lihat.

Ya, saya bermimpi.

Mimpi yang masih teringat sampai sekarang.

Mimpi dimana saya melihat sendiri tubuh saya terbujur kaku tak berdaya dan tak bernyawa.

Mimpi dimana saya melihat diri saya menjadi seonggok tubuh dingin yang diam mebisu.

Masya Allah…

Mungkin ini peringatan dari Allah…betapa sering terlupanya saya akan hal yang satu ini.

Sangat bersyukur Allah telah mengingatkan saya.

Menangis malam itu.

Merasa belum siap kalau tiba-tiba saat itu benar2 datang.

Saat dimana sudah tidak ada lagi kesempatan untuk bertaubat.

Astaghfirullah..

Banyak2 beristighfar sebelum kesempatannya benar2 hilang…

Everyone of Us is Sooo Special!

Sedang belajar bersama...
sampai tiba2 salah seorang teman berkata "Gin, ini lagu untuk kamu" sambil menyalakan winamp laptopnya..

awalnya ga ngeh..tapi ternyata isinya dalem banget...


"Stay The Same"

Don't you ever wish you were someone else,
You were meant to be the way you are exactly.
Don't you ever say you don't like the way you are.
When you learn to love yourself, you're better off by far.
And I hope you always stay the same,
cuz there's nothin' 'bout you I would change.


I think that you could be whatever you wanted to be
If you could realize, all the dreams you have inside.
Don't be afraid if you've got something to say,
Just open up your heart and let it show you the way.


Believe in yourself.
Reach down inside.
The love you find will set you free.
Believe in yourself, you will come alive.
Have faith in what you do.
You'll make it through.

***

mungkin tanpa sadar kita sering berandai-andai.. Andaikan saya si IPK 4.. andaikan saya berada di senat mahasiswa.. andaikan saya ini..andaikan saya itu... dan merasa menyesal telah dilahirkan sebagai orang yang kita nilai sering gagal..

berandai-andai dan lupa mensyukuri yang sudah ada dalam diri kita..



...there's a special part in everyone of us...

ga perlu merasa diri ini lebih kecil daripada orang lain..karena yang lain juga punya kekurangannya masing2...
dan kita punya bagian spesial yang orang lain ga punya


jadi dapat semangat baru untuk menghadapi ujian, setelah sedikit merasa down akibat pengalaman ujian tahun lalu yang kurang menyenangkan..

makasih cum...^^


Ya Rabb..jika pernah diri ini seperti itu, ampuni...

statistika

Entri Populer

Mutiara Illahi

"Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahayanya adalah ibarat misykat yang didalam misykat itu ada pelita yang besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu laksana bintang yang bercahaya sekilau mutiara. Ia dinyalakan dengan minyak dari pohon yang penuh barakah. Pohon zaitun yang tumbuh bukan di timur tidak pula di barat. Yang minyaknya hampir-hampir menyala meski tiada api yang menyentuhnya. Cahaya diatas cahaya! Allah membimbing kepada cahayaNya siapa yang Ia kehendaki. Allah membuat perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala."(Q.S. An-Nur 35)

komenkamu


ShoutMix chat widget

inget Allah yuk..

The Traveller..

Foto saya
Manusia biasa yang ingin menjadi luar biasa. Tidak biasa tapi ingin membiasakan diri menulias... Masih kuliah, dan masih agak lama sepertinya untuk lulus.. Tapi yang namanya proses itu harus dinikmati.. So,i enjoy my journey to be a doctor..^^

waktu terus berlari..

Follower