.:Repost tulisan tanggal 25 Januari 2008:.
Sore ini, sepulang kuliah, saya buru-buru pulang ke tempat kost. Jam tangan sudah menunjukkan pukul 15.30 saat saya keluar dari kamus. Yap! Harus bersegera nih, berencana untuk pulang ke Bekasi setelah mengambil beberapa barang di tempat kos.
Jam 16.00, saya keluar dari tempat kost. Mencapai daerah Cicalengka dengan angkot untuk kemudian menunggu bis Bud**an dari arah timur. Haha, beruntung sekali saya kali ini. Biasanya perlu sekitar 30menit untuk menunggu yang dinanti-nantikan datang. Saya bersegera naik. Culsng-cileung di dalam bis,,,mencari kursi yang kosong. Ja…Cuma ada satu kursi kosong di belakang. Itupun terlihat sangat sempit karena bapak2 yg duduk di belakang ‘menghabiskan’ satu porsi itu untuk kenyamanan dirinya masing-masing. Terpaksa duduk di kursi paling belakang..dengan bapak2 di kana-kiri saya.
Bispun mulai melaju. Sejak tad saya sudah merasa kurang nyaman dengan posisi duduk saya. Saya sama sekali tidak bisa menyandarkan diri saya ke kursi dan ditambah dengan porsi kursi saya yang sangat sedikit membuat saya duduk hanya dengan separuh kursi. Daripada saya menunggu bis lain dan sampai di Bekasi lewat maghrib, lebih baik saya bersabar… Pikir saya.
Dua jam di dalam bis membuat punggung saya terasa sangat sakit juga ketidaknyamanan lain akibat penumpang yang duduk di paling pinggir mulai membuka jendela sehingga angin mulai membuat saya mual. Padahal bis AC nih… hfff, saya terus menggerutu dalam hati. Benar-benar perjalanan yang tidak menyenangkan.
Untuk mengusir rasa kesal, saya mulai menyalakan MP3 yang memang sengaja saya bawa. Lagu demi lagu berputar, sampai akhirnya terdengar satu lagu nasyid yang bahkan judulnya pun saya tidak tahu..hehe, tulisannya sih track 02. Tapi saya suka lagu ini…
….
Berjalan di sekeliling alam sepanjang perjalanan
Jemu kala ku membaca pesan kebesaran Illahi
Segalanya telah nampak sempurna
Gunung, lading, air, angkasa raya
Hanya satu kata yang bisa kuucap
Maha suci Allah pencipta alam semesta ini..
Berarak pohon di tepi jalan sepanjang perjalanan
Sejuknya sampai hinggapi hati membuatku bahagia
Segalanya telah nampak sempurna
Gunung, ladang, air, angkasa raya
Hanya satu kata yang bisa kuucap
Maha suci Allah pencipta alam semesta ini..
****
Terdiam…
Hmm, saya mulai memperhatikan sisi jalan tol yang saya lalui. Scene-nya persis lagu yang saya dengar. Pohon-pohon dengan gagahya berdiri di sepanjang jalan.. Sawah…kebun teh.. Subhanallah indah meski hanya pemandangan dari jalan tol. Hiang sedikit demi sedikit rasa kesal saya.. brganti rasa takjub yang luar biasa seakan-akan saya tidak pernah melihat pemandangan seperti ini sebelumnya.
“.. memang luar biasa perkara seorang muslim. Apabila ditimpa musibah dia bersabar, apabila diberi nikmat dia bersyukur..”(ini bukan kata saya loh..tapi isi hadits, Cuma saya agak lupa redaksi kata-katanya..afwan^^)
Seseorang pernah berkata, “di setiap waktu yang kita jalani, hanya dua hal yang harus kita lakukan untuk menyikapinya. Bersyukur saat diberi nikmat dan bersabar bila diberi musibah”. Jadi di setiap waktu yang kita lalui, tanyakanlah pada diri kita, apakah kita sedang bersyukur atau bersabar??? Saat saya menulis ini jelas saya seharusnya sedang penuh dengan rasa syukur. Bersyukur masih diberikan tangan dan mata serta hati sehingga saya bisa menuangkan isi pikiran saya ke dalam tulisan. Karena beberapa saat yang lalu, saya baru saja menonton sebuah film tentang dokter yang pasiennya mengalami pembusukan di tangan akibat diabetes yang dideritanya sehingga tangannya terpaksa diamputasi untuk tindakan live saving. Tidak pernah terbayangkan oleh saya hidup tanpa tangan… Alhamdulillah…masih punya tangan..lengkap lagi^^
Most of all, pada dasarnya, hal2 yang harus kita syukuri lebih banyak daripada yang harus kita sabari. Bahkan Rasulullah saw.yang sudah dijamin Allah masuk surga tertinggi sekalipun masih menjalankan shalat sampai kakinya bengkak2. Ketika ditanya oleh Aisyah ra.mengapa beliau masih melakukan hal itu padahal sudah dijamin masuk surga, beliau menjawab dengan mantap “Apakah aku tidak boleh bersyukur??”
Astaghfirullah..saya yang manusia biasa aja masih sering lupa bersyukur… Termasuk ketika saya mengalami hal yang tidak mengenakkan ini. Bukannya bersabar, saya malah marah-marah dalam hati. Astaghfirullah…
0 komen:
Posting Komentar